Survei CSIS
59 Persen Anak Muda Aktif Cari Informasi via Sosial Media
survei Centre for Strategic and International Studies ( CSIS ) merilis hasil survei terhadap perilaku digital anak muda.
Penulis: Noval Kurniawan | Editor: Muh Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Lembaga survei Centre for Strategic and International Studies ( CSIS ) merilis hasil survei terhadap perilaku digital anak muda.
Survei ini melibatkan responden dengan kategori usia 17-37 tahun.
Periode survei Senin hingga Sabtu (8-13/10/2022).
Dalam survei itu terjadi perubahan sumber informasi.
Di mana, sebagian besar anak muda merujuk media sosial sebagai sumber informasi utama.
Hasil survei CSIS menunjukkan, media sosial angka 39,5 persen di tahun 2018 dan naik hampir dua kali lipat, yakni 59,0 persen pada tahun 2019.
Baca juga: Survei CSIS: Elektabilitas PDI Perjuangan tak Tergoyahkan Posisi Pertama Jelang Pemilu 2024
Di tangga kedua, diisi televisi sebagai sumber informasi rujukan utama, yaitu 41,3 persen tahun 2018 dan turun 32,0 persen tahun 2022.
Sedang berita online menempati urutan ketiga kategori sumber informasi rujukan utama dengan perolehan angka 8,2 persen tahun 2018 dan 6,3 persen tahun 2022.
Lalu di posisi keempat, ada surat kabar dengan perolehan angka 1,3 persen tahun 2018 dan 1,0 persen tahun 2022.
Urutan kelima diisi oleh radio 0,8 persen tahun 2018 dan 0,3 persen tahun 2022. Podcast sebagai pendatang baru menempati urutan keenam dengan angka 0,3 persen di tahun 2022.
Selebihnya, responden muda memilih lainnya dengan skor 1,1 persen di survei tahun 2018 dan 0,3 persen tahun 2022.
Sedangkan responden muda yang menjawab tidak tahu atau tidak tidak jawab sebanyak 7,7 persen tahun 2018 dan 0,9 persen tahun 2022.
Dilansir Tribun dari Wikipedia, CSIS adalah sebuah wadah pemikir kebijakan yang bermarkas di Jakarta. CSIS didirikan pada tahun 1971.
Lembaga ini merupakan sebuah institusi independen dan bipartisan.
Baca juga: Survei CSIS: Pemimpin Jujur dan Tidak Korupsi Diminati Pemilih Muda
Tugasnya melakukan penelitian kebijakan dan analisis strategis dalam politik, ekonomi, dan keamanan.
CSIS aktif terlibat dalam kerja sama internasional, termasuk menjadi tuan rumah untuk Komite Nasional Indonesia untuk kerja sama ekonomi pasifik (Indonesian National Committee for Pacific Economic Cooperation - INCPEC) untuk Dewan Kerja Sama Ekonomi Pasifik (Pacific Economic Cooperation Council - PECC).
CSIS juga merupakan salah satu lembaga pendiri Dewan Kerja Sama Eropa Asia (Council for Asia Europe Cooperation - CAEC).
CSIS menerbitkan berbagai buku dan monograf penelitian dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, seperti The Indonesian Quarterly (sejak 1972), Analisis CSIS (sejak 1971).
CSIS bekerja sama dengan Proyek Indonesia dari Universitas Nasional Australia (ANU) untuk menerbitkan dan mendistribusikan Bulletin of Indonesian Economic Studies (BIES).
Lembaga ini memiliki sebuah perpustakaan berbasis topik terbuka bagi umum dengan sekitar 50.000 judul buku dan banyak lagi jurnal akademis, serta pelayanan kliping surat kabar dari berbagai surat kabar nasional maupun regional. (*)
Baca juga: Survei CSIS: Responden Lebih Puas Kinerja TNI Ketimbang Presiden, MA, Kejagung, MK, KPK dan Polri