Sosok Pria yang Ditendang Oknum TNI di Kanjuruhan, Pangdam V/Brawijaya Pilu Saat Kunjungi Rumahnya
Jenderal Nurchahyanto telah mendatangi suporter Aremania yang viral ditendang oknum TNI pasca laga Arema FC dan Persebaya.
Matanya sakit kalau dibuka. Dadanya juga perih, sesak napa, tenggorokannya perih. Itu beberapa contoh informasi yang kami dapat," kata dia.
Selain itu, Komnas HAM pun mendapat catatan soal kronologi peristiwa setelah peluit tanda berakhirnya pertandingan ditiup wasit.
Baca juga: Percakapan Jokowi dengan Presiden FIFA Soal Tragedi Kanjuruhan, Singgung Piala Dunia U-20 2023
Ia mengatakan selama ini berkembang bahwa kericuhan atau kekerasan terjadi ketika suporter merangsek ke lapangan karena mau menyerang pemain.
Namun demikian, kata Anam, fakta berbeda ditemukan berdasarkan penelusurannya kepada Aremania atau suporter Arema maupun kepada pemain Arema FC.
"Jadi mereka (suporter) merangsek itu memang mau memberikan semangat, berkomunikasi dengan pemain. Kami kroscek ke para supporternya bilangnya ya kami kan mau kasih semangat walaupun mereka kalah.
Ini satu jiwa. Ayo Arema jangan menyerah," kata Anam.
"Ketika kami kroscek kalimat-kalimat itu juga berdialog dengan teman-teman pemain, terutama pemain yang terakhir meninggalkan lapangan, itu juga disampaikan," sambung Anam.
Menurut pengakuan pemain Arema FC terakhir yang meninggalkan stadion kepadanya, kata Anam, pemain tersebut mengatakan hal yang sama.
Bahkan, kata dia, pemain tersebut sempat menunjukkan fotonya ketika dirangkul Aremania.
"Jadi tidak ada pemain yang luka. Jadi kalau ada informasi yang bilang bahwa supporter ke sana mau menyerang pemain itu bilang bahwa itu tidak seperti itu dan supporternya juga bilang bahwa tidak seperti itu. Jadi dinamika ini jadi penting," kata Anam.
Namun demikian, kata Anam, pihaknya masih menelusuri secara mendalam terkait hal tersebut.
Hal itu juga karena menurutnya ada rentang waktu beberapa menit situasi di lapangan masih kondusif sebelum kerusuhan pecah berdasarkan rekeman video, keterangan supporter, keterangan pemain, dan juga perangkat pertandingan.
"Kami sayangkan ini, kondisi ini kok ricuh. Apalagi kericuhan itu, banyak pihak yang memberikan keterangan kepada kami itu akibat gas air mata," kata Anam.
"Gas air matalah yang membuat panik dan sebagainya sehingga ada terkonsentrasi di sana di beberapa titik pintu.
Ada pintu yang terbuka sempit. Terus ada pintu yang tertutup. Itulah yang membuat banyak jatuh korban," sambung dia.
Anam juga mengungkapkan saat ini pihaknya sedang mendalami terkait perencanaan pengamanan sebelum Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang terjadi.
"Kalau ada pertanyaan, kenapa sih gas air mata masuk dalam stadion padahal itu melanggar statuta FIFA misalnya. Itu adanya di perencanaan pengamanan," kata Anam.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dan Tribunnews.comdengan judul Begini Kondisi Suporter Arema yang Ditendang Oknum TNI, Pangdam Pastikan Pelaku Sudah Diproses, Temuan Komnas HAM Soal Tragedi Kanjuruhan: Banyak Korban Tewas Kondisi Wajahnya Biru dan Mata Merah.