Kuliner
Pengusaha Lammang di Jeneponto Bisa Beromzet Hingga Rp 10 Juta Sehari
Berbeda dengan gogos, meski proses pembakarannya sama, namun yang membedakan adalah lammang dibungkus dari bambu lalu kemudian dibakar.
Penulis: Muh. Agung Putra Pratama | Editor: Muh. Irham
JENEPONTO, TRIBUN-TIMUR.COM - Lammang atau lemang merupakan kuliner khas dari Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Dimana bahan utamanya menggunakan beras ketan, santan, garam dan dibungkus daun pisang.
Berbeda dengan gogos, meski proses pembakarannya sama, namun yang membedakan adalah lammang dibungkus dari bambu lalu kemudian dibakar.
Bahkan, proses pembakaran Lammang juga memakan waktu yang cukup lama, yakni satu jam.
Salah satu tempat yang paling laris diserbu pembeli adalah Lammang milik Hj Bola.
Lokasinya terletak di Ruku-ruku, Kelurahan Pallengu, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto.
Setiap hari, Bola menghabiskan seribu bambu lammang dari dua jenis.
Baik dari beras ketan hitam maupun ketan putih.
"Biasa habis seribu bambu perhari," ujar Bola kepada Tribun-timur.com, Kamis (6/10/2022) siang.
Sementara, harga satu buah bambu lammang dijual Rp10 ribu.
Sehingga bisa dipastikan omset perharinya bisa mencapai Rp10 juta per hari.
"Biasa mencapai Rp10 juta per hari, biasa kurang," ucapnya
Untuk memehi kebutuhan pelanggan, Bola menyedian sekitar 6 pikul beras untuk seribu bambu lammang.
Kini, usaha yang sudah puluhan tahun dijalani Bola memiliki jumlah karyawan 18 orang.(*)