Cegah Stunting, Pastikan Gizi Cukup di Masa Golden Age

TRIBUN-TIMUR.COM - Indonesia darurat stunting, masyarat harus mencegah penambahan kasus dengan memastikan kecukupan gizi di masa golden age.

Hal inilah yang menjadi salah satu pembahasan pada rangkaian workshop Cyber Media Forum digelar Danone Indonesia bekerjasama dengan AMSI.

Corporate Medical Affairs Danone Indonesia, dr Ray Wagiu Basrowi menjelaskan masalah stunting pada anak-anak masih menjadi hal serius yang dihadapi bangsa.

Kasusnya mencapai 24 persen prevalensi balita di tahun 2021.

Ancaman yang dihadapi adalah beberapa tahun kedepan yakni generasi muda akan diisi oleh orang-orang yang ‘bodoh’.

Hal ini dikarenakan stunting bisa menyebabkan gangguan kognitif, tumbuh kembang yang tidak optimal, hingga penurunan IQ.

Stunting adalah kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan umurnya.

“Dampak jangka pendek yang terjadi akibat stunting adalah perkembangan otak dan tumbuh kembang yang tidak optimal. Sedangkan untuk dampak jangka panjang ialah gangguan kognitif dan memiliki nilai IQ yang lebih rendah dibandingkan dewasa yang tidak pernah mengalami malnutrisi,” jelasnya pada rangkaian workshop virtual, Kamis (29/9).

Dia menambahkan, stunting merupakan masalah yang kompleks dan harus diatasi sedini mungkin.

Ternyata, dimulai saat anak dikandung dimana ibu sebaiknya mengonsumsi makanan sehat dan bergizi.

Selanjutnya saat anak lahir. Cukupi gizinya dengan memastikan memberi ASI eksklusif.

Tahapan penting selanjutnya di masa pertumbuhan hingga 2 tahun.

Menurut Ray, pertumbuhan otak 80 persen terjadi ketika dua tahun pertama pertumbuhan anak.

“Makanya selama periode ini penting bagi anak mendapatkan asupan gizi yang cukup agar otak bisa berkembang maksimal,” tuturnya.

Jika belum terpenuhi di masa dua tahun ini, belum terlambat untuk memperbaiki (mengejar) kekurangan gizi tersebut di masa golden age yakni hingga umur 5 tahun.