Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kenalkan Mujahidah, Hafizah Quran Selesaikan S2 di Unismuh Makassar Bersama Bayi Usia Sebulan

Mujahidah menyelesaikan magister Prodi Pendidikan Islam Mujahidah Unismuh Makassar. Mujahidah adalah seorang penghafal Quran (hafizah) 30 juz

Editor: Ari Maryadi
Unismuh Makassar
Mujahidah menyelesaikan magister Prodi Pendidikan Islam Mujahidah Unismuh Makassar. Mujahidah adalah seorang penghafal Quran (hafizah) 30 juz 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Menggendong bayi, tak membuat Mujahidah (25 tahun) merasa risih dan malu mengikuti Ujian Tesis dan Yudisium di Program Pascasarjana Unismuh Makassar.

Mujahidah menyelesaikan S2 di Prodi Pendidikan Islam.

Keikutsertaan Mujahidah dalam Yudisium, sambal menggendong anak, diabadikan oleh salah seorang Dosen Pascasarjana Unismuh Dr Achmad AC.

Foto itu lalu disebarluaskan melalui grup Whats App Unismuh.

Foto tersebut menuai simpati dari segenap civitas akademika Unismuh Makassar.

Merespon foto yang beredar di grup, salah seorang dosen Mujahidah, Dr KH Abbas Baco Miro, menyebut Mujahidah adalah seorang penghafal Quran atau hafizah Quran 30 juz.

Apresiasi terus berlanjut. Penguji tesis Mujahidah Dr Ali Bakri menceritakan saat Ujian, Mujahidah sempat menyampaikan perjuangannya menyelesaikan kuliah.

“Mujahidah bilang, jika bukan atas dorongan dan nasihat pembimbing dan petunjuk Allah, saya tidak akan bisa sampai pada tahap ini. Ia menyampaikan itu dengan terisak, sembari menatap bayi yang sedang digendongnya. Kami yang ada di ruangan ujian saat itu ikut terharu dengan perjuangannya,” ujar Ali Bakri.

Perjuangan Mujahidah Meraih Mimpi

Saat diwawancarai Jumat, 30 September 2022, Mujahidah menceritakan perjuangannya mengikuti Ujian dan Yudisium di Program Pascasarjana Unismuh. Ia melahirkan anak ketiga, bernama Hanif Abdul Hadi, saat ia sedang mengurus berkas untuk Ujian Hasil.

Bayinya lahir dua pekan lebih cepat dari prediksi bidan.

“Mungkin faktor saya jalan kesana kemari akhirnya lahir duluan. Waktu itu saya mau lengkapi persyaratan ujian hasil, jadi saya mengurus berkas dari gedung satu kegedung yang lain. Naik turun tangga pasca, lalu ke gedung iqra. Dari gedung Iqra, saya naik lagi ke lantai 2 perpustakaan untuk uji turnitin. Sampai di sana ternyata pembayaran harus via bank. Ini kejadian sehari sebelum lahiran,” kenang Mujahidah sembari tersenyum.

Tapi Mujahidah tidak menyalahkan dosen dan staf pascasarjana, sebab ia memang tidak pernah mengumukan kehamilannya. Jilbab besar yang ia kenakan, juga menutupi kehamilannya.

“Jadi mereka bukannya tega melihat saya kesana kemari dengan perut besar, tetapi mereka memang benar-benar tidak tahu, kalau saya sedang hamil,” tutur perempuan kelahiran Kolaka, 5 Februari 1997 ini.

Ia ingin menikmati masa-masa sibuk akhir kuliah S2.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved