Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Lukas Enembe

Pusat Kajian Anti Korupsi Unhas Desak KPK Jemput Paksa Lukas Enembe, Hasrul: Dia Sangat Keterlaluan

Menurut Dr Muhammad Hasrul, berjudi merupakan perbuatan buruk bagi pemimpin, adalah tindakan yang tidak patut dilakukan oleh pemimpin daerah.

Editor: AS Kambie
dok.tribun
Dr M Hasrul SH MH, Pendiri Pankas Unhas. Dr M Hasrul SH MH mendesak KPK segera menerbitkan surat pemaggilan paksa ke Gubernur Papua Lukas Enembe 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pusat Kajian Anti Korupsi Fakultas Hukum Unhas, Pankas Unhas, mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi, KPK, memberikan ultimatum penjemputan paksa ke Gubernur Papua Lukas Enembe.

Menurut Pankas Unhas, ultimatum itu layak dikeluarkan bila Lukas tidak hadir pada pemanggilan pemeriksaan hari ini.

“PANKAS mendesak KPK agar segera memberikan pesan ultimatum terkait penjemputan paksa kepada Gubernur Papua, Lukas Enembe, jika hari ini ia tidak hadir memenuhi panggilan penyidik,” kata Direktur Pankas Unhas, Dr Muhammad Hasrul lewat keterangan tertulis, Senin, 26 September 2022.

Dr Muhammad Hasrul menilai, Gubernur Papua Lukas Enembe sudah sangat keterlaluan dengan sengaja menolak panggilan KPK.

KPK punya jaringan yang bisa memeriksa apakan tersangka sehat atau tidak,dengan PB IDI Misalya, makanya dia harusnya serahkan diri ke KPK.

Menurut Dr Muhammad Hasrul, berjudi merupakan perbuatan buruk bagi pemimpin, adalah tindakan yang tidak patut dilakukan oleh pemimpin daerah.

"Judi adalah penyakit sosial. Kami sampaikan ke publik, bahwa pejabat di Papua ini tidak boleh main judi karena dia seharusnya sebagai teladan. Kalau masyarakat melihat pemimpin melakukan hal yang tidak benar, masyarakat bisa ikut, apalagi dia seorang Gubernur," jelas Dr Muhammad Hasrul.

KPK Harus memperlihatkan ketegasan dengan upaya jemput paksa apapun risikonya.

“Ini adalah ketegasan negara,” tegas Dr Muhammad Hasrul.

Temuan MAKI

Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman membeberkan fakta baru soal perkara rasuah yang menjerat Gubernur Papua, Lukas Enembe.

Boyamin Saiman membagikan kepada publik foto dan video Lukas yang diduga sedang bermain judi di berbagai negara di Asia Tenggara.
”MAKI telah mendapat data dari orang-orang sekitarnya (Lukas) seperti di Manila (Filipina), Singapura, dan Malaysia," kata Koordinator MAKI Boyamin Saiman saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu, 25 September 2022.

Boyamin Saiman merinci ketiga tempat judi itu adalah pertama di Hoyel Crockford Sentosa, Singapura.

Kemudian Casino Genting Highland jika tengah mengunjungi Malaysia dan Solaire Resort and Casino, Entertainment City di Filipina. Boyamin menyebut dari informasi yang pihaknya dapati, Lukas sempat bermain judi di luar negeri pada Juli 2022 lalu.

Dalam foto dan video yang dibagikan Boyamin tersebut terlihat diduga Lukas Enembe berada di depan meja judi alias kasino. Bahkan dalam foto itu Lukas juga terlihat ditemani oleh dua orang lain dan di antaranya perempuan.

"Pak Lukas pada bulan Juli itu juga dalam keadaan sehat karena bisa jalan di Bandara Singapura. Cukup jauh berjalannya," ujar Boyamin Saiman.

Untuk itu, Boyamin Saiman menyebut tidak ada alasan Lukas Enembe tidak mendatangi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka kasus dugaan korupsi apalagi dengan alasan sakit.

Lebih lanjut, Boyamin Saiman berharap KPK bisa mengusut dugaan aliran dana yang digunakan Lukas untuk berjudi ini. MAKI tidak mau uang rakyat dipakai memainkan gim haram.

"Harus diungkap ke masyarakat Papua bahwa dugaan pemimpinnya tidak hanya terkait korupsi tapi juga diduga dipakai berjudi," kata Boyamin Saiman.

Tanggapan Kuasa Hukum
Terpisah, kuasa hukum Lukas Enembe, Aloysius Renwarin menyatakan pihaknya tak mengetahui perihal isi dari video dan foto yang disampaikan MAKI. Ia hanya mengetahui bahwa kliennya bermain judi di kasino, hanya saat berada di Singapura.

"Saya belum tahu ada perjalanan ke Singapura, ke Filipina, ke Malaysia ke kasino itulah. Saya belum tahu informasi soal ada kunjungan di berbagai negara untuk mengikuti kasino, begitu. Yang saya tahu Singapura tapi ada Filipina, Malaysia saya belum dapat informasi begitu,” ujar Aloysius Renwarin, Minggu, 25 September 2022.

Aloysius Renwarin menilai rasanya sah-sah saja kliennya pergi mencari hiburan dengan bermain kasino. Terlebih uang yang digunakan Lukas, disebut Aloysius seluruhnya berasal dari kocek pribadi. Karena itu ia menilai berlebihan fakta yang sebelumnya juga telah diutarakan PPATK terkait uang ratusan miliar yang turut dibawa Lukas saat bermain judi di kasino.

"Namanya kalau kasino pergi main di tempat santai-santai begitu kan tidak mungkin bawa uang Rp560 miliar itu. Ya, itu saya kira cuma mengada-ada dari pemberitaan yang disampaikan oleh berbagai pihak. Kalau Rp 560 miliar dibawa keluar berarti APBD Papua hancur, begitu,” kata Aloysius Renwarin.

"Kalau bilang hasil temuan PPATK katanya ada temuan Rp 500 miliar di luar, ada transaksi tidak mungkin orang bawa uang banyak keluar dari Jakarta langsung ke negara-negara yang tadi disebutkan. Itu kan aneh bin ajaib, dengan jumlah besar. Jadi ini yang saya rada aneh investigasi yang dilakukan oleh PPATK itu,” ujar Aloysius Renwarin menambahkan.(*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved