Tokoh PKI
Kisah Hidup 5 Tokoh PKI yang Memilih Jalan Mati Setelah Misi Mereka Gagal di Indonesia
Setidaknya ada lima tokoh PKI yang pernah punya pengaruh besar dalam kancah politik Indonesia. Nasib mereka berujung tragis di depan regu tembak
Namun, keinginan Aidit tak pernah terpenuhi.
Keesokan harinya, Jasir dan pasukannya membawa Aidit ke sebuah sumur tua di belakang markas TNI di Boyolali.
Aidit berpidato berapi-api sebelum ditembak.
Berondongan AK-47 mengakhiri hidup Ketua Comite Central PKI itu.
Kuburan pasti Aidit, tak diketahui hingga kini.
4. Muhammad Hatta Lukman
Muhammad Hatta Lukman merupakan orang kedua di Partai Komunis Indonesia setelah Aidit.
Bersama Njoto dan Aidit, ketiganya dikenal sebagai triumvirat, atau tiga pemimpin PKI.
MH Lukman mengikuti ayahnya yang dibuang ke Digoel, Papua.
Sejak kecil, dia terbiasa hidup di tengah pergerakan.
Nama Muhammad Hatta diberikan, karena Lukman sempat menjadi kesayangan Mohammad Hatta, proklamator RI.
Tapi seperti beberapa tokoh pemuda Menteng 31 pada 1945, Lukman memilih komunis sebagai jalan hidup.
Setelah pemberontakan Madiun 1948, triumvirat langsung melejit.
Mereka mengambil alih kepemimpinan PKI dari para komunis tua.
Di pemerintahan, Lukman sempat menjabat wakil ketua DPR-GR.
Tak banyak data mengenai kematian Lukman.
Saat itu beberapa hari setelah Gerakan 30 September gagal, Lukman diculik dan ditembak mati tentara.
Mayat dan kuburannya pun tak diketahui.
Tokoh Politbiro Comite Central PKI, Sudisman di pengadilan menyebut, tragedi pembunuhan Aidit, Lukman dan Njoto, sebagai 'jalan mati'.
Lantaran, ketiganya tak diadili dan langsung ditembak mati.
5. Njoto
Njoto merupakan Wakil Ketua II Comite Central PKI.
Ia merupakan orang ketiga saat PKI menggapai masa jayanya periode 1955 hingga 1965.
Njoto juga merupakan orang kesayangan Soekarno.
Aidit sempat menganggap Njoto lebih Sukarnois daripada Komunis.
Njoto menjadi menteri kabinet Dwikora, mewakili PKI.
Dia salah satu orang yang dipercaya Soekarno untuk menulis pidato kenegaraan yang akan dibacakan Sang Proklamator.
Njoto adalah seniman, pemusik, dan politikus yang cerdas.
Menjelang 1965, isu berhembus.
Njoto diisukan berselingkuh dengan wanita Rusia.
Hal ini yang membuat Aidit memutuskan akan memecat Njoto.
Menjelang G30S, Njoto sudah tak lagi diajak rapat pimpinan tinggi PKI.
Kematian Njoto pun simpang siur.
Kabarnya pada 16 Desember 1965, Njoto pulang mengikuti sidang kabinet di Istana Negara.
Di sekitar Menteng, mobilnya dicegat.
Njoto pun dipukul.
Kemudian, ia dibawa pergi tentara.
Diduga, dia langsung ditembak mati.(*)