Ibu dan Anak Meninggal di Pinrang
Dokter Sebut Tak Ada Tanda Kekerasan pada Hasil Visum Ibu dan 2 Anak yang Tewas di Pinrang
Dokter umum RSUD Lasinrang Pinrang, Nirmala mengungkapkan, hasil visum ibu dan dua anak laki-laki itu dan tak ditemukan tanda kekerasan.
Penulis: Nining Angraeni | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUNPINRANG.COM, TIROANG - Seorang Ibu Rumah Tangga (IRT), BR (37) di ditemukan tewas gantung diri di rumahnya di Ancol Barat Lorong 1, Kelurahan Fakkie, Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel), Senin (19/9/2022) siang.
Tragisnya, di dalam rumah tersebut, dua anak BR yakni MD (8) dan MN (5) juga ditemukan meninggal dunia.
Diduga kedua anak laki-laki tersebut dicekoki racun oleh ibunya sebelum tewas gantung diri.
Pasalnya, di samping jasad kedua anak tersebut terdapat botol dan gelas yang berisi air berwarna coklat diduga merupakan racun.
Saat ketiga jasad dievakuasi untuk dibawa ke RSUD Lasinrang, warga dan keluarga tampak histeris dan menangis.
Dokter umum RSUD Lasinrang Pinrang, Nirmala mengungkapkan, hasil visum ibu dan dua anak laki-laki itu.
"Hasil visum pada kedua anak itu, tampak kebiruan pada bibir dan kuku. Tampak busa pada mulut dan terdapat lebam pada punggung, panggul dan pantat, jari-jari, tangan dan kedua kaki," kata Nirmala.
Sementara hasil visum BR, terdapat luka pada leher dan luka lecet pada dagu.
"Bibir dan kukunya juga tampak menghitam. Lidah terjulur dan tampak luka pada leher, luka lecet pada dagu, lebam pada punggung, pantat dan pinggul," ucapnya.
Selain itu, kata Nirmala, tubuh BR sudah kaku pada bagian kedua tangan dan kaki.
"Ada cairan dari mulut dan tampak keluar urine," bebernya.
Dikatakan, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada ketiga tubuh korban.
Nirmala menuturkan, BR diduga meminum racun juga.
"Kemungkinan Ibunya juga minum racun. Karena ditemukan busa pada mulutnya," ungkapnya.
Ia mengatakan, ketiga korban diduga sudah meninggal 2 atau 3 jam saat ditemukan.
"Dikarenakan mayatnya sudah kaku dan ada lebam di bagian belakang," imbuhnya.
Sementara itu, sebelum gantung diri, terlebih dahulu BR mencekoki kedua anak laki-lakinya, MD (8) dan MN (5) dengan racun.
Kemudian mengirimkan pesan suara ke suaminya, AS (40).
Hal itu diungkap Kapolres Pinrang, AKBP Moh Roni Mustofa saat dikonfirmasi.
"Dalam pesan suara itu, BR memberi tahu suaminya kalau dia sudah kirim anaknya ke surga. Dalam hal ini sudah memberi racun ke kedua anaknya," kata Roni.
Dalam rekaman tersebut, BR menyuruh suaminya untuk kuat dan tidak merasa terbebani.
"Dia sampaikan kalau sangat mencintai suami dan anak-anaknya," ucapnya.
BR juga berpesan kepada suaminya agar melunasi utangnya.
"Korban bilang nanti ada orang yang mau datang menagih. Dia malu karena hari ini harus bayar utang. Namun, uangnya belum terkumpul. Karena orang yang mengutang ke dia juga belum membayar," paparnya.
Selain itu, BR juga menitipkan sebuah catatan piutang.
"Jadi ada buku yang ditemukan di TKP, di situ tertulis nama-nama dan jumlah piutang orang-orang. BR menyuruh suaminya untuk menagih utang-utang tersebut," jelasnya.
Kendati demikian, Roni menegaskan masih mendalami motif kejadian tersebut.
"Tetap kami dalami motifnya dulu. Kita tidak bisa mengandai-andai (apakah motifnya gegara utang) . Nanti kita gelarkan jika hasil olah TKP dan pemeriksaan sudah lengkap," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, jasad BR pertama kali ditemukan oleh suaminya, AS (40).
Hal itu dikatakan saudara AS, Aras saat ditemui di RSUD Lasinrang Pinrang.
"Pertama kali ditemukan sama suaminya. Sekitar pukul 10.00 Wita,"kata Ansar.
Sebelum kejadian, AS disuruh istrinya untuk pergi menagih utang.
"Sewaktu pulang dari menagih utang itu, suaminya sampai rumah dan kaget karena menemukan istrinya sudah tergantung," jelasnya.
Dikatakan, AS dan BR mempunyai empat anak. Yakni MNB, PN, MD dan MN.
"Yang meninggal itu anak ketiga (MD) dan anak keempat (MN)," ujarnya.
Aras menuturkan, kehidupan rumah tangga BR dan AS baik-baik saja.
Diketahui, AS merupakan peternak ayam.
"Tidak ada (keributan). Rumah tangga mereka baik-baik saja," ujarnya. (*)
Laporan Jurnalis Tribunpinrang.com, Nining Angreani.