Batalyon 120
Mengenal Pam Swakarsa, Dihidupkan Duo Kapolri, Kaitan dengan Batalyon 120 Makassar
Jenderal Listyo Sigit Prabowo ingin melanjutkan Pam Swakarsa gagasan seniornya, Jenderal Idham Aziz, kala fit and proper test calon Kapolri 2021 lalu
Heru, misalnya, keterlibatannya dimulai suatu siang hari ketika hendak beristirahat.
"Ternyata ada ramai-ramai dikasih nasi bungkus untuk makan siang. Kemudian disuruh mendaftar," kata dia.
Dari pendaftaran tersebut, Heru dimasukkan dalam satu kelompok terdiri 40 orang yang dikoordinir oleh Edi.
Edi-lah yang menentukan kelompok tersebut harus ke mana tiap harinya.
Dari serangkaian petunjuk yang diterimanya, Heru dan kawan-kawannya bertugas menahan aksi mahasiswa.
Kalau ada demonstrasi mahasiswa, kita diminta menahan mereka.
Pesannya, kita tidak boleh marah dan jangan emosi. Pokoknya cuma menjaga mahasiswa," jelas Heru.
Dengan ikut menjadi anggota Pam Swakarsa, ia mengaku memperoleh uang saku Rp 10.000 per hari.
Sementara, Jeleng Simanjuntak, warga Bogor yang berjualan minuman di pelataran Masjid Istiqlal mengaku diminta untuk mencari massa yang bersedia ikut Pam Swakarsa.
Ia pun tak mengenali orang yang menyuruhnya itu.
Anggota Pam Swakarsa yang jumlahnya ribuan itu terlihat bermarkas di kawasan Istora Senayan.
Mereka umumnya menginap di sebuah masjid sekitar Senayan.
Di antara kelompok yang ikut menyumbang massa Pam Swakarsa saat itu adalah Forum Umat Islam Penegak Keadilan dan Konstitusi (Furkon).
Mereka bahkan menyumbangkan puluhan ribu massa untuk menghadapi kelompok penentang SI.
"Kami dengan rela akan membubarkan diri dan tidur nyenyak kalau pihak-pihak yang anti-SI juga mundur, kami akan mundur dari jalan-jalan. Tetapi kalau mereka tetap ada di jalan-jalan, kami akan tetap bertahan," kata Ketua Furkon Komaruddin Rachmat.
Pam Swakarsa pun dengan sendirinya bubar dan terdengar lagi aktivitasnya seiring dengan usainya transisi politik dari era Orde Baru ke era reformasi.(TribunTimur.com/Kompas.com)