Pilkada Makassar 2024
Pilkada Makassar 2024, Wahab Tahir: Golkar Harga Mati, Appi Harga Diri
Ketua Bappilu Golkar Makassar Abdul Wahab Tahir mengatakan Golkar telah membuat tagline Golkar Harga Mati Appi Harga Diri.
Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Abdul Azis Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Partai Golkar Makassar menjagokan Munafri Arifuddin sebagai calon terkuat pada Pilkada Makassar 2024.
Meski pernah gagal dua kali, Golkar Makassar percaya diri bisa memenangkan jagoannya nanti.
Ketua Bappilu Golkar Makassar Abdul Wahab Tahir mengatakan Golkar telah membuat tagline Golkar Harga Mati Appi Harga Diri.
Tagline tersebut dipastikan akan membakar semangat para kader dan pengurus untuk berjuang bersama mengantar manajer PSM menjadi 01 Makassar.
“Wali kota pasti Pak Appi. Kita harap Pak Appi bersedia dicalonkan dan maju di Pilkada 2024. Tagline kami di Makassar Golkar harga mati Appi harga diri,” katanya.
Anggota DPRD Makassar tiga periode ini mengatakan, meski Appi pernah gagal, Appi kini menakhodai Golkar Makassar.
Statusnya sebagai ketua partai tentu berbeda dengan kontestasi politik yang diikuti sebelumnya.
Baca juga: Belanda Masih Jauh, Figur Lama Malu-malu Bersikap Maju di Pilkada Makassar 2024
Sebab, hal tersebut menjadi pegangan kuat untuk menang dalam pertarungan politik.
“Beda dong, dulu Pak Appi bukan ketua partai, sekarang ketua. Akan sangat berbeda, karena itu kita harap kader Golkar melakukan solidaritas memenangkan Appi satukan tekad meraih sukses pilpres dan pilkada,” katanya.
Kemudian, komunikasi dengan partai politik lainnya juga diakui berjalan dengan sangat baik. Apalagi dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
“Kalau DPP Jakarta sudah buat koalisi, maka partai akan berkoalisi hingga turun ke level terbawah,” katanya.
Diketahui, tiga mantan calon Wali Kota Makassar di Pilkada Makassar 2020 belum memikirkan maju bertarung pada Pilkada serentak 2024.
Mereka, mantan Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan (Kadisdik Sulsel) Irman Yasin Limpo (None).
Kemudian COE PT PSM Munafri Arifuddin (Appi), dan mantan Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal MI (Deng Ical).
Demikian juga pendamping None di Pilwali Makassar 2020, Andi Zunnun Armin Nurdin Halid.
Abdul Rahman Bando (pendamping Appi di Pilwali 2020 dan Andi Rachmatika ‘Cicu’ Dewi Yustisia pada Pilwali Makassar 2018).
Dokter Fadli Ananda, pendamping Deng Ical pada Pilwali Makassar 2020 juga belum bersikap.
“Sekarang belum, nanti Desember kami putuskan. Insyaallah,” kata Deng Ical, Selasa (6/9/2022).
Ia menambahkan, saat ini dirinya masih fokus menjalankan aktivitas di Palang Merah Indonesia (PMI) dan sebagai tenaga pendidik.
“Saya fokus dulu ke palang merah, kemudian mengajar juga, nanti kembali lagi ke politik,” Deng Ical menambahkan sembari menyatakan Belanda masih jauh.
Pada Pilwali Makassar 2020, Deng Ical diusung oleh tiga partai politik, PDI Perjuangan, Partai Hanura, dan PKB bersama dokter Fadli Ananda.
Rencana ke depan, untuk menatap Pilwali Makassar 2024, ia tetap akan menggaet tiga partai itu.
Apalagi, komunikasinya terus berjalan, sehingga langkah-langkah politik ke depan akan lebih mudah dijalankan.
Begitu juga dengan tim yang berjuang bersama dalam kontestasi politik sebelumnya juga masih bertahan.
“Komunikasi parpol terus jalan dan bagus, saya pasti target disitu-ji (pengusung) Hanura, PKB, PDI Perjuangan,” kata Deng Ical.
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDI Perjuangan Sulsel dr Fadli Ananda belum mau berkomentar banyak.
Ia menyatakan Pilwali Makassar masih jauh.
“Masih jauh sekali, nanti kita lihat kalau sudah dekat-dekat-mi,” kata Fadli sembari tersenyum.
Ketua DPD Partai Nasdem Makassar Andi Rachmatika ‘Cicu’ Dewi Yustisia juga belum mau bicara banyak soal pesta demokrasi sekali lima tahun itu.
“He he he. Kita tidak bicara pilkada-pi di Nasdem. Kita fokus pemilu dulu,” kata Cicu.
“Target kami menjadi pemenang lagi dengan target dua kali lipat dari jumlah kursi sekarang,” Cicu menambahkan.
Mantan calon Wakil Wali Kota Makassar Abdul Rahman Bando mengaku belum fokus untuk memikirkan politik.
“Masih terlalu lama waktunya dinda. Masih dua tahun lebih. Sejauh ini masih fokus kegiatan usaha dinda,” kata Rahman Bando.(*)