Masih Ada 300 Hewan Ternak di Makassar Belum Disuntik Vaksin, Evy Aprialty: September Zero PMK
Di Makassar, masih ada sekira 50 persen atau 300 hewan ternak jenis sapi dan kerbau belum disuntik vaksin.
Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Abdul Azis Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Makassar mulai menurun.
Data Dinas Perikanan dan Peternakan (DP2) Makassar, dari 215 ekor sapi dan kerbau terinfeksi PMK, kini sisa 18 ekor di awal September ini.
Dinas Perikanan dan Peternakan Makassar DP2 Makassar pun menarget, Makassar bebas PMK akhir September mendatang.
“Kita upayakan Makassar akhir September ini bebas PMK atau sudah zona putih,” kata Kepala DP2 Makassar Evy Aprialty, Senin (5/9/2022).
Puncak wabah PMK di Makassar kata Evy terjadi pada Juli lalu, setelah mengalami kenaikan drastis wabah ini akhirnya perlahan mengalami penurunan.
“Alhamdulillah, sudah menurun dibanding akhir Juli. Itu karena adanya intervensi Satgas PMK,” Evy menambahkan.
Kendati demikian, Makassar masih lockdown, artinya tidak ada pemasukan dan pengeluaran hewan ternak dari luar daerah.

Dikhawatirkan jika terus lockdown dilakukan, maka kebutuhan daging sapi dan kerbau di Makassar susah terpenuhi.
Evy berharap Makassar bisa jadi percontohan penanganan PMK yang baik di Sulsel.
Alasannya, kerja-kerja yang dilakukan sangat bagus.
“Ini berkat kerja sama satgas yang terdiri dari Babinsa, Babinkamtibmas, dokter hewan, Fakultas Peternakan Unhas dan Persatuan Dokter Hewan Indonesia atau PDHI,” jelasnya.
Selanjutnya, langkah intervensi yang akan dilakukan adalah vaksinasi PMK untuk seluruh hewan ternak.
Yang menjadi kendala sekarang, kata Evy masih ada sebagian warga yang tidak mau jika hewan ternaknya divaksin.
“Itu merupakan tantangan bagaimana kami supaya semua ternak di Makassar divaksin. Ini tujuannya supaya tidak ada lagi PMK dan lockdown bisa dibuka,” Evy menambahkan.
Sejauh ini, titik penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku terbanyak ada di Kecamatan Manggala.