Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Harga BBM Naik

Ketua HMI Cabang Takalar Nilai Kenaikan Harga BBM Subsidi Menyayat Hati Masyarakat

Penyampaian langsung kenaikan harga BBM oleh Presiden Joko Widodo siang tadi benar-benar menyayat hati rakyat Indonesia. 

dok pribadi/nurcholis
Ketua Umum HMI Cabang Takalar Periode 2020-2021 Nurcholish Madjid Datu. Nurcholis menilai kenaikan harga BBM subsidi menyayat hati masyarakat 

TRIBUN-TIMUR.COM, TAKALAR - Pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan non subsidi.

Harga BBM mengalami kenaikan yakni Pertalite, Solar, dan Pertamax.

Kenaikan harga BBM jenis Pertalite, Solar, dan Pertamax mulai berlaku Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.

Harga Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.

Harga solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter.

Harga Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Kenaikan harga BBM subsidi ini pun menuai penolakan dari berbagai kalangan.

Termasuk, Ketua Umum HMI Cabang Takalar Periode 2020-2021 Nurcholish Madjid Datu.

Menurutnya, penyampaian langsung kenaikan harga BBM oleh Presiden Joko Widodo siang tadi benar-benar menyayat hati rakyat Indonesia. 

Kata dia, denyut nadi demokrasi Indonesia, dengan begitu dirampas para oligarki.

Ia menilai ada perselingkuhan antara pebisnis dan pemerintah (birokrat) dalam kebijakan kenaikan BBM kali ini. 

“Sebenarnya kita sudah menyadari adanya indikasi akan dinaikkannya tarif BBM sejak maraknya sepeda listrik berkeliaran. Ini stimulus dan jelas dalam upaya pergeseran energi dari minyak bumi ke listrik," katanya, Sabtu (3/9/2022) malam.

Isu BLT menurut dia, menjadi penawar lara yang sesaat dalam kenaikan BBM.

BLT yang diterima tentative bukan solusi menghadapi kebutuhan BBM yang kian menanjak.

Dampak yang akan masyarakat jumpai dalam waktu yang tidak lama ini adalah paksaan peralihan sumber energi berbasis mesin menuju elektrik. 

Padahal, lanjutnya, belum semua masyarakat mampu menghadapi perubahan itu bahkan di pedalaman Indonesia ini masih ada yang baru mencicipi fasilitas mesin.

"Saya kira HMI terutama HMI Cabang Takalar tentu merespon serius kondisi kebangsaan kita hari ini, sebagai Control of Social. HMI akan hadir sebagai interupsi kekuasaan," kata Cholish sapaannya.

Dalam waktu dekat ini, bukan hanya HMI Cabang Takalar yang akan memuat gugatan semacam petisi terkait penolakan kenaikan BBM.

"Akan tetapi seluruh masyarakat Indonesia harus terpanggil bersatu untuk menolak kondisi hari ini," tuturnya.(*)

Laporan TribunTakalar.com, Sayyid Zulfadli

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved