Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Harga BBM

Keluh Kesah Warga Enrekang Atas Rencana Kenaikan Harga BBM, Sangat Memberatkan

Isu kenaikan tersebut membuat sejumlah warga melayangkan protes terhadap pemerintah. Sebab, masyarakat akan merasa terbebani.

Penulis: Erlan Saputra | Editor: Muh. Irham
Dok Pertamina
Ilustrasi pengisian BBM jenis Pertalite. Dalam waktu dekat pemerintah berencana menaikkan harga BBM jenis Pertalite dari Rp 7650 menjadi Rp 10 ribu per liter 

ENREKANG, TRIBUN-TIMUR.COM - Pemerintah pusat dikabarkan bakal menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi khusus Pertalite dalam waktu dekat.

Isu kenaikan tersebut membuat sejumlah warga melayangkan protes terhadap pemerintah. Sebab, masyarakat akan merasa terbebani.

Salah satunya Yanto, seorang pengendara sepeda motor, dirinya mengaku dari Tana Toraja menuju ke Sulawesi Tengah.

Dirinya mengaku berprofesi sebagai distributor atau pengadaan barang ke setiap daerah maupun lintas provinsi.

Saat berada di SPBU Pertamina, Jl Jenderal Sudirman, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, ia mengaku belum siap jika harga Pertalite naik.

"Kalau bagi saya, ya sangat memberatkan apalagi ini naik cukup tinggi," katanya kepada Tribun-Timur.

Saat ini, harga Pertalite Rp 7.650 dan diisukan bakal naik menjadi Rp 10 ribu per liternya.

Baginya, kenaikan BBM tersebut akan berdampak pada harga jual-beli bahan makanan pokok yang dipasarkan.

"Kita baru saja pemulihan ekonomi pasca pandemi covid-19 lalu, terus dibebani lagi dengan BBM, ini kan sangat terasa berat," ucapnya.

Pria asal Yogyakarta ini menceritakan pendapatannya sangat kecil, apalagi berkewajiban menghidupi anak dan istrinya.

Yanto juga menanggapi soal syarat beli Pertalite di SPBU pakai aplikasi MyPertamina.

Meski belum diterapkan bagi kendaraan motor, tapi baginya banyak masyarakat yang belum paham teknologi.

"Kalau yang sering memakai sosial media itu kan tidak masalah, tapi kebanyakan masyarakat yang masih awam, nah ditambah kenaikan BBM, harus pakai aplikasi ini ya tambah kasihan masyarakat," katanya.

Kendati demikian, Yanto berharap pemerintah bisa mengkaji ulang kebijakan tersebut.

"Kita baru saja melewati masa pandemi Covid-19, andaikata BBM naik janganlah tinggi-tinggi sekali," pungkasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved