Ngovi Tribun Timur
Anas Iswanto Anwar Harap Pemerintah 'Sense of Crisis' Sebelum Naikkan Harga BBM Jenis Pertalite
Sinyal kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite masih terus dibicarakan. Jagat dunia maya merespon wacana kebijakan ini dengan cepat.
Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sinyal kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite masih terus dibicarakan.
Jagat dunia maya merespon wacana kebijakan ini dengan cepat.
Kebanyakan dari mereka, sama-sama menolak isu tersebut untuk diteken.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, serta Kemitraan FEB Universitas Hasanuddin (Unhas), Anas Iswanto Anwar, pun menanggapi wacana kebijakan tersebut.
Menurutnya, BBM selalu menjadi leading sector harga bagi komoditi lain.
"Inflasi ini juga pasti akan menerkam daerah, di daerah manapun persentasinya pun akan naik," ujarnya dalam program Ngovi Tribun-Timur.com, Jumat (26/8/2022).
Anas menambahkan, sebelum menelurkan kebijakan terkait masyarakat, pemerintah harus punya kepekaan kondisi yang terjadi.
"Jadi kalau menurut saya, kembali lagi adalah waktu penerapan. Kebijakan itu juga seharusnya punya sense of crisis, pemerintah karus punya rasa kepedulian," tambahnya.
Dirinya juga mengatakan, alasan pemerintah menaikkan harga Pertalite harus tersampaikan dengan baik. Sehingga kebijakan tersebut tidak menuai gejolak dari masyarakat.
"Ditambah dana subsidi yang tidak dipakai lagi, kita minta konsistensi dari pemerintah. Sehingga masyarakat paham, dan jumawa akan kenaikan BBM. Tetapi setelah itu harus ada perubahan yang dirasakan masyarakat terutama dalam bidang pendidikan," katanya.
Dalam kondisi ekonomi yang belum stabil ini, Anas juga menerangkan, jika masyarakat harus mempersiapkan keadaan terburuk jika inflasi benar-benar terjadi.
"Kembali lagi, untuk menengah ke bawah, saya mengingatkan terkait emergency found atau dana darurat. Jadi sama, ketika terjadi seperti ini, kita harus memerhatikan dana tabungan untuk bisa dipakai di kondisi seperti ini," tuturnya. (*)
Laporan Tribun-Timur Muh Sauki Maulana