Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

HIV

Puluhan Bayi di Makassar Tertular HIV/AIDS, Ketahui Gejala dan Penanganan HIV pada Anak

Karena anak-anak tidak memiliki kekebalan yang sepenuhnya berkembang, anak-anak dengan HIV menjadi lebih parah dari infeksi pediatrik umum.

Editor: Hasriyani Latif
Pixabay
Ilustrasi - Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Provinisi (KPAP) Sulawesi Selatan mencatat 26 ribu masyarakat Sulawesi Selatan tertular HIV/AIDS, termasuk bayi. Ketahui gejala dan penanganan pada anak yang terinfeksi HIV. 

- tumor

Bagaimana HIV menular ke anak-anak?

Orang hamil dengan HIV dapat menularkan virus ke janin mereka saat berkembang di dalam rahim.

Penularan dari orangtua dengan HIV ke bayi juga dapat terjadi selama kelahiran atau menyusui.

Dokter menyebut ketiga jalur penyebaran HIV ini sebagai penularan perinatal.

Sebelum tahun 1985, sejumlah kecil anak tertular HIV melalui produk darah yang terkontaminasi.

Baca juga: 113 Penderita HIV / AIDS di Parepare, Jalani Terapi di RSUD Makkasau & Puskesmas Madising Na Mario

Baca juga: 86 Penderita HIV/AIDS di Sinjai Meninggal Dunia

Karena skrining rutin yang dimulai saat ini, risiko penularan melalui darah kini sangat rendah.

Perlu dicatat bahwa virus HIV tidak menular melalui beberapa pejanan berikut:

- air mata

- air liur

- keringat

- kontak biasa, seperti berbagi tempat tidur atau makanan

- toilet

Bagaimana cara mendiagnosis HIV pada anak-anak?

Dokter mendiagnosis HIV pada bayi menggunakan cara yang berbeda dari yang mereka gunakan untuk mendiagnosis anak di atas 18 bulan.

Bayi di bawah 18 bulan

Ketika seseorang dengan HIV melahirkan, dokter biasanya akan melakukan tes virologi untuk bayi dengan interval berikut:

- dalam waktu 2 hari setelah lahir

- setelah 1 atau 2 bulan

- pada usia 4 atau 6 bulan

Bayi menerima diagnosis HIV ketika dua sampel darah yang berbeda dites positif untuk virus.

Anak-anak di atas 18 bulan

Ketika janin berkembang di dalam rahim, mereka menerima makanan melalui plasenta.

Jika orang tua hamil memiliki HIV, plasenta juga mentransfer antibodi HIV ke janin.

Untuk alasan ini, semua bayi yang dilahirkan oleh orang tua dengan HIV akan dites positif untuk antibodi saat lahir.

Setelah lahir, antibodi untuk HIV dari orang tua yang melahirkan dapat tetap berada dalam darah hingga 18 bulan.

Setelah anak berusia di atas 18 bulan, dokter menggunakan tes antibodi HIV untuk melakukan diagnosis.

Penanganan HIV pada anak-anak Pengobatan standar untuk HIV adalah terapi antiretroviral (ART).

Praktisi merekomendasikan ini untuk orang-orang dari segala usia, termasuk anak-anak.

Para ahli menganjurkan pengobatan dini karena dapat membantu anak-anak hidup lebih lama, hidup lebih sehat.

Dosis untuk anak-anak mungkin tergantung pada berat badan daripada usia.

Selain itu, jika seorang anak terlalu kecil untuk menelan pil, dokter mungkin akan meresepkan ART dalam bentuk cair.

(Kompas.com/Galih Pangestu Jati)

Sumber: Kompas.com
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved