Kapolri Jenderal Listyo Sigit Juga Dibohongi Ferdy Sambo, Kelakuan dan Ucapan Suami Putri Dibongkar
Kata-kata pertama kali yang diucapkan Irjen Ferdy Sambo suami Putri Candrawathi ke Kapolri setelah bunuh Brigadir J, dibocorkan orang dekat Kapolri.
TRIBUN-TIMUR.COM - Kapolri Jenderal Listyo Prabowo juga ternyata pernah melihat Irjen Ferdy Sambo nangis-nangis setelah Brigadir J tewas ditembak.
Irjen Ferdy Sambo menghadap ke Kapolri Jenderal Lisyo Sigit Prabowo sambil nangis dan sampaikan soal kematian Brigadir J di rumah dinasnya di Duren Tiga, Jakarta.
Kata-kata pertama kali yang diucapkan Irjen Ferdy Sambo suami Putri Candrawathi ke Kapolri setelah bunuh Brigadir J, dibocorkan orang dekat Kapolri.
Kondisi dan kata-kata Ferdy Sambo dibocorkan oleh Penasihat Ahli Kapolri, Prof Hermawan Sulistyo dalam acara Catatan Demokrasi TV One.
Awalnya, pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak menjelaskan, orang yang melapor terkait tewasnya Brigadir J, adalah Ferdy Sambo sendiri.
"Begitu dibunuh Brigadir J, tanggal 8, FS ini menemui Kapolri," ucap Kamaruddin Simanjuntak.
Kamaruddin Simanjuntak lalu menyebut saat melapor ke Kapolri, Ferdy Sambo berpura-pura menangis.
Ferdy Sambo menyampaikan ke Kapolri penyebab tewasnya Brigadir J karena adu tembak dengan Bharada E.
Skenario tipu-tipu tersebut sebelumnya sudah dipersiapkan Ferdy Sambo bersama Eks Staf dan Penasihat Ahli Kapolri, Fahmi Alamsyah.
"Pura-pura menangis, pura-pura menjadi korban," kata Kamaruddin Simanjuntak.
"Lalu dibuatkan skenario oleh staf ahli ini," imbuhnya.
Namun skenario Ferdy Sambo dan Fahmi Alamsyah berhasil dibongkar.
Pada kenyataannya Brigadir J tewas ditembak Bharada E karena perintah jenderal bintang dua tersebut.
Tak berselang lama Fahmi Alamsyah akhirnya mundur dari jabatannya, lalu Ferdy Sambo ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan berencana Brigadir J.
"Kemudian penulis skenario sudah gagal, kita patahkan," ucap Kamaruddin Simanjuntak.