Kedai 'Legend' Pramuka Makassar Perlahan Bangkit Pasca-2 Tahun Terpapar Pandemi
Toko itu di kampung Melayu Baru, utara kota. Usianya lebih tua 10 tahun dari peringatan tahunan hari Pramuka nasional, saban 14 Agustus.
Sepekan terakhir, kedai di Jl Buru, Kelurahan Melayu Baru, Kecamatan Wajo, Kota Makassar itu, kembali ramai.
Pembeli mulai berdatangan.
“Ini langganan saya sejak 20 tahun lalu,” kata Suryadi Nur (53), pembina Pramuka Pangkep, sekaligus pemilik toko pramuka, Pangkep Scout, di Makassar.
Kak Sur, sapaan Suryadi, mengalokasikan belanja aksesori praja muda karana, hampir sejuta rupiah.
Dia membeli katju merah putih, emblem, pin, aneka lambang tanda pandu dunia, kwarcab, dan bendera semapore, dan lainnya.
Kak Sur datang khusus ke Makassar, menambah stok jualannya, menyusul membeludaknya permintaan jelang Hari Pramuka.
Ada juga ibu rumah tangga, membeli tongkat, dan buku panduan pramuka.
“Pramuka inikan kegiatan eskul (ekstra kurikuler) wajib untuk semua murid mulai SD hingga SMA, bahkan di kampus,” kata Nurlaely Basir M, tenaga pendidik di SMA yang kebetulan belanja di Kedai Pramuka untuk anak bungsunya.
Di Indonesia, gerakan pramuka diatur secara khusus dalam sistem pendidikan nasional.
Ini semacam pendidikan basis kedisiplinan, karakter, dan basis kepanduan bela negara.
Sebelum pandemi, menjelang hari pramuka, ada perkemahan. Mulai level sekolah, kecamatan, kabupaten, provinsi hingga nasional.
Tahun ini, puncak gerakan pramuka kembali dipusatkan di Cibubur, Jakarta Timur. Ini kawasan perkemahan terbesar di Asia Tenggara.
Ketua Kwarda Pramuka Sulsel, M Haris Yasin Limpo, sudah berada di Cibubur, sejak kemarin. (*)