PB HMI Dukung Danny Pomanto Soal Konsep Pembangunan Rel Kereta Api dengan Model Elevated
Pemkot Makassar menginginkan pembagunan secara elevated atau melayang dengan pertimbangan dampak lingkungan.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pembangunan jalur kereta api di Makassar masih menuai pro dan kontra.
Antara Pemerintah Provinisi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kota Makassar masih belum satu suara.
Pemkot Makassar menginginkan pembagunan secara elevated atau melayang dengan pertimbangan dampak lingkungan.
Sementara Pemprov Sulsel tetap mengikuti rencana awal pembagunan rel kereta api yang dikonsep at grade.
Masing-masing instansi pemerintahan ini punya dasar untuk mempertahankan argumennya.
Pro kontra pembangunan rel kereta api ini tidak hanya terjadi di kalangan pemerintahan, tapi juga di masyarakat.
Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) menjadi salah satu organisasi kemasyarakatan yang setuju dengan konsep atau ide wali kota Makassar Danny Pomanto.
Seperti disampaikan, Ketua Bidang Lingkungan Hidup dan Mitigasi Bencana PB HMI, Andi Ridho Utama Ahmad.
Ia menilai, keinginan Wali Kota Makassar untuk kereta api jalur elavated di Makassar menunjukkan gagasan pembangunan yang memiliki visi jangka panjang.
Makassar sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia Timur tidak bisa disamakan dengan daerah lain.
Perkembangan kota yang cepat memerlukan perencanaan yang matang tidak hanya berpikir jangka pendek.
“Kereta Api jalur elevated tentu sesuai dengan perkembangan kota yang pesat. Belum lagi dampak jangka panjang seperti banjir yang bisa dieliminasi,” kata Andi Ridho.
Menurut nya jalur kereta api ini patut menjadi perhatian pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
Sebab, proyek infrastruktur penting memikirkan dampak lingkungan dan mitigasi bencana yang matang.
“Pemprov Sulsel sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat tentu lebih tahu dan memahami kondisi Makassar," tuturnya.