Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Partai Demokrat

Ketua Demokrat Maros Amirullah Nur Saenong Dicopot: Terima Kasih Bapak SBY!

Politisi Partai Demokrat Amirullah Nur Saenong menghormati sanksi pemberhentian dirinya sebagai Ketua DPC Demokrat Maros.

Penulis: Ari Maryadi | Editor: Sukmawati Ibrahim
Dok Tribun Timur
Amirullah Nur Saenong (kanan) dicopot sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Maros. Ia menyampaikan terima kasih kepada mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Politisi Partai Demokrat Amirullah Nur Saenong menghormati sanksi pemberhentian dirinya sebagai Ketua DPC Demokrat Maros.

Mantan anggota DPRD Maros itu dicopot dari jabatannya sebagai Ketua DPC.

Amir, sapaan, mengatakan dirinya tidak ingin lagi jadi ketua partai.

Ia ingin fokus mengurus bisnis dibanding memimpin dan mengelola partai.

Baca juga: Amirullah Nur Saenong Dicopot dari Jabatan Ketua Demokrat Maros

"Lebih baik dicopot dari pada mengikuti perintah Ketua DPD. Dari awal saya bersama 16 DPC menolak LPJ Pengurus DPD Demokrat Sulsel periode 2016-2021," kata Amir saat dihubungi Rabu (3/8/2022).

Amir menyampaikan terima kasih kepada mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Menurutnya, SBY telah memberikan kepercayaan kepada dirinya memimpin Demokrat Maros selama dua periode.

"Saya ingin ucapkan terima kasih kepada Bapak SBY telah mempercayai saya sebagai Ketua DPC Demokrat Maros selama dua periode. Bapak SBY lah yang menerbitkan SK saya sebagai ketua," kata Amir.

"Kalau ada yang bertanya kenapa saya tidak berterima kasih kepada Pak AHY, karena bukan AHY yang SK-kan saya, tapi Bapak SBY, justru saya yang memilih AHY di Kongres Demokrat kemarin," lanjutnya.

Amir mengatakan, tidak mempermasalahkan jika tidak lagi menjabat Ketua Demokrat Maros. Ia ingin fokus mengurus bisnisnya ke depan.

"Selama ini saya jadi ketua dan jadi pengurus partai itu untuk pengabdian. Karena saya tidak pernah cari uang di partai. Mengurus partai itu ibarat hobi, bukan mencari penghidupan," ujarnya.

Amir tidak ingin bertahan di Partai Demokrat karena sudah menolak laporan pertanggungjawaban Pengurus DPD Demokrat Sulsel periode 2016-2021.

Ia menyebut istilah, bertahan di Partai Demokrat bagaikan menjilat kembali air ludahnya.

"Presiden BJ Habibie secara kesatria memutuskan tidak mencalonkan diri sebagai calon presiden setelah LPj ditolak. Untuk itu kami secara kesatria ingin mundur dan tidak ingin lagi dipimpin saudara Ni'matullah. Kalau saya tetap di Demokrat, sama saja saya muntah, saya jilat lagi air liur saya. Iya toh," katanya.

Amir berharap, partai segitiga mercy tetap jadi partai besar ke depan.

Ia mendoakan Demokrat mampu mempertahankan posisi 4 besar di Sulsel ke depan.

Amir mengenang Demokrat pernah berjaya meraih posisi kedua di Sulsel pada 2014 lalu.

Saat itu Demokrat Sulsel meraih 11 kursi, hanya kalah dari Golkar 18 kursi yang dipimpin Gubernur Syahrul Yasin Limpo saat itu.

Pada pemilu 2019, Demokrat (10 kursi) turun ke posisi keempat , di bawah Golkar 13 kursi Nasdem 12 kursi dan Gerindra 11 kursi.

"Kita doakan Demokrat Sulsel ke depan minimal mempertahankan posisi 4 besar. Jangan sampai turun ke posisi kelima atau keenam. Itu tugas saudara Ni'matullah. Kita membantu lewat doa sekarang," katanya.

"Jadi suka-suka kita dong mau pindah partai. Yang penting tidak meninggalkan beban. Saudara Ni'matullah jangan komentari kader yang mau pindah, itu hak kader dalam sebuah organisasi," lanjutnya.

Sebelumnya diberitakan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Sulawesi Selatan mencopot tiga ketua dewan pimpinan cabang (DPC) tingkat kabupaten kota.

Tiga Ketua DPC yang dicopot antara lain Ketua Demokrat Maros Amirullah Nur Saenong, Plt Ketua DPC Demokrat Takalar Japri Y Timbo, dan Ketua Demokrat Barru Irmawati Syahrir. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved