Headline Tribun Timur
Amirullah Nur Saenong Dicopot dari Jabatan Ketua Demokrat Maros
Selain Amirullah Nur Saenong, Ketua Demokrat Barru Irmawati Syahrir dan Plt Ketua Demokrat Takalar Japri Y Timbo juga diberhentikan.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Amirullah Nur Saenong akhirnya dicopot sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Maros.
Selain Amirullah Nur Saenong, Ketua Demokrat Barru Irmawati Syahrir dan Plt Ketua Demokrat Takalar Japri Y Timbo juga diberhentikan.
Mereka dicopot karena tidak taat perintah partai.
Ketiganya sudah diberi peringatan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat Sulsel di bawah komando Ni’matullah Erbe.
Mereka dinilai lamban dan tidak melengkapi berkas administrasi pendaftaran peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
“Ada tiga ketua DPC diganti. Takalar, Maros, dan Barru,” kata Ketua OKK Demokrat Sulsel Aslan, Selasa (2/8/2022).
Terkait hal tersebut, Ullah sudah menunjuk pelaksana tugas ketua Demokrat. Danial di Maros, Andi Ridha di Barru, dan Wahyuddin Syahruddin di Takalar.
Tak hanya mereka, Ketua Demokrat Toraja Utara Hatson Bangru dan Ketua Demokrat Jeneponto Andi Kaharuddin Mustamu juga terancam dicopot jika tidak taat perintah partai.
Hatson Bangru dan Kaharuddin Mustamu bahkan sudah mendapat surat peringatan dari Demokrat Sulsel karena tidak melengkapi berkas administrasi pendaftaran peserta Pemilu 2024.
Ketua Demokrat Sulsel Ni’matullah Erbe menegaskan, partai bentukan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dibangun berdasarkan asas keberlanjutan dan regenerasi.
“Jadi komposisinya itu antara keberlanjutan dan regenerasi. Penyusunan pengurus bermain di asas itu,” tegas Ullah.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulsel itu menjelaskan, keberlanjutan, artinya pengurus terbentuk tetap mempertahankan pengurus-pengurus lama.
Setelah Amirullah dicopot, sebanyak 14 ketua PAC Demokrat di Maros dikabarkan mundur dari partai tersebut.
Surat pengunduran diri mereka disampaikan ke KPU) Maros, Senin (1/8/2022).
Ullah mengaku belum menerima surat tersebut.
“Saya belum menerima surat pengunduran diri mereka,” katanya.
Ia menambahkan, ada kubu tidak senang ia sebagai Ketua Demokrat Sulsel dan itu tidak menjadi masalah baginya.
Ullah juga menghargai jika ada kader benar-benar ingin pindah partai.
Ia mengaku tidak punya hak memaksa bila ada kader ingin hengkang.
Ia lalu mendoakan, kader-kader yang pindah mendapatkan rumah baru lebih nyaman dari Partai Demokrat
“Saya tentu tidak bisa paksa bila mereka tidak anggap lagi kami sebagai saudaranya dan merasa tidak nyaman lagi di rumah bersama ini,” katanya.
“Kami hanya bisa doakan mereka temukan rumah lebih nyaman dan saudara-saudara lebih baik dan lebih setia,” Ullah menambahkan.
Namun, Ullah memastikan pihaknya membuka ruang seluas-luasnya bagi seluruh kader.
Termasuk bagi mereka yang berbeda pilihan pada arena Musda IV Demokrat Sulsel.
“Pada prinsipnya, saya dan jajaran pengurus DPD Demokrat tetap membuka pintu bagi mereka,” kata Ullah.
Ia menambahkan, Demokrat Sulsel adalah rumah yang dibangun bersama-sama seluruh kader dalam 20 tahun ini.
Menurutnya, seluruh kader Demokrat bagaikan saudara.
“Demokrat adalah rumah yang selama ini kita bangun bersama-sama dan masih dihuni banyak saudaranya,” kata Ullah.
Selengkapnya baca HL Tribun Timur edisi Rabu (3/8/2022). (*)