UMI
UMI Bakal Latih Guru Lintas Budaya Bareng Organisasi Agama asal Amerika Serikat
Universitas Muslim Indonesia (UMI) menjajaki kerjasama dengan Institute Leimena dan AJC dengan tujuan menjaga kerukunan antar umat beragama.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR, MAKASSAR - Universitas Muslim Indonesia (UMI) menjajaki kerjasama dengan dua organisasi keagamaan non profit.
Rektor UMI Prof Basri Modding memimpin pertemuan bersama Institute Leimena dan American Jewish Commite (AJC) Amerika Serikat di Ruang Senat, Menara UMI, Jl Urip Sumoharjo, Selasa (26/7/2022).
Institute Leimena mewakili kaum agama kristen dan AJC mewakili agama yahudi.
Baca juga: Dosen Pembimbing Akan Diperiksa Terkait Tewasnya Mahasiswi FKM UMI Saat Diksar di Malino
Baca juga: Anaknya Meninggal Saat Pengkaderan di Malino, Abdul Azis Temui Pimpinan UMI
"Kita dengan Institute Leimena sudah pernah bekerjasama. Baru-baru kita ke Mesir untuk berbagai agenda," ujar Prof Basri Modding.
Penjajakan kerjasama dilakukan dengan tujuan menjaga kerukunan antar umat beragama.
Dalam hal ini, UMI tentunya akan bergerak dibidang pendidikan
"Kita ingin ada moderasi antara umat beragama. Sehingga kita juga bisa memajukan seluruh umat beragama," kata Rektor UMI.
Prof Basri menegaskan UMI merupakan kampus yang terbuka.
"Artinya, tidak masalah dari agama mana, yang penting tujuannya pengembangan pendidikan," jelas Rektor dua periode ini.
Pertemuan ketiga pihak ini berlangsung begitu hangat.
Diruang senat, mereka saling bercengkrama dan tertawa.
Civitas akademika UMI memperkenalkan sejarah kampusnya
International Director Interreligious Affair AJC Rabbi Dr David Rosen secara spesifik memaparkan bentuk kerjasama.
"Ini adalah langkah awal untuk melatih guru-guru dalam literasi lintas budaya," ujar Rabbi.
"Masih banyak peluang kerjasama yang bisa dilakukan karena islam dan yahudi itu dekat," lanjutnya.
Kini, UMI bersama kedua organisasi tersebut bersiap melatih para guru-guru terpilih.
Mereka akan dilatih dengan berbagai program lintas budaya.
Hal ini tentunya meningkatkan pengetahuan dan wawasan seorang guru.
Laporan wartawan Tribun-Timur.com, Faqih Imtiyaaz