BPOM Makassar Kaji Bahan Alam untuk Jamu dan Obat Herbal
Temanya, "Penggalian Informasi Empiris bahan Alam Berdasarkan Kearifan Lokal dengan Melibatkan Unsur Pentahelix"
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) menggelar diskusi dengan sejumlah praktisi di SwissBell Hotel, Jl Ujung Pandang no 8, Makassar, Senin (11/7/2022).
Temanya, "Penggalian Informasi Empiris bahan Alam Berdasarkan Kearifan Lokal dengan Melibatkan Unsur Pentahelix"
Kepala BBPOM Makassar Dra Hardaningsih Apt MHSM mengatakan kegiatan ini merupakan forum menggali informasi terkait jamu dan obat herbal.
"Kita ingin menggali informasi tentang bahan alam yang dipakai masyarakat lokal untuk pengobatan," jelas Dra Hardaningsih.
Olehnya, 5 unsur pentahelix turut terlibat dalam Focus Group Discussion (FGD) ini.
"Kita undang 5 unsur pentahelix yakni akademisi, pemerintah, komunitas, pelaku usaha dan media," ujar Dra Hardaningsih.
Seluruh perwakilan kelima unsur tersebut hadir memberikan infromasi mengenai obat tradisional.
Mewakili Pemprov hadir Staf Ahli Kesra Jayadi Nas dan Dinkes Makassar ada Adi Novirsa.
Dari Akademisi, ada dosen farmasi kampus Unhas, UMI, UIN Alauddin dan Poltekkes.
Perwakilan media, Wakil Pemimpin Redaksi Tribun-Timur.com Ronald Ngantung.
Serta UMKM, hadir perwakilan CV Dedi Utama dan CV Anoa Jaya.
Dosen Farmasi Unhas Abd Rahim PhD Apt membawakan pengantar mengenai penelitiannya terhadap beberapa daun herbal.
Seperti Paliasa yang berkhasiat mengobati gastritis, hypertensi, hepatitis, kolesterol tinggi dan kanker.
Kemudian ada daun parangromang berkhasiat mengobati kanker
"Sulawesi Selatan merupakan wilayah dengan potensi sangat besar. Karena wilayah ini transisi antara Asia dan Australia. Ada lebih 10.000 tumbuhan," ujar Abd Rahim PhD.