Opini Rustan Ambo Asse
Kisah Dokter Tajrin: Bertumbuh di Antara Jalan Terjal dan Impian
Dari kota Makassar dia berangkat untuk mendaftar pendidikan Dokter Gigi Spesialias Bedah Mulut dan Maksilofasial di UNPAD.
drg Rustan Ambo Asse SpPros
Alumnus Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin
SEBUAH mimpi tak mudah untuk digapai, banyak tantangan yang perlu dilewati untuk seseorang tumbuh menjadi kuat, bahkan sering kali kita diuji dan dibenamkan ke titik paling nadir, terjun ke bawah, kisah menyedihkan dan diperhadapkan dengan berbagai kesulitan hidup ibarat gelombang di tengah buih lautan.
Sejarah mencatat sedemikian banyak orang-orang yang mengukir mimpi dari titik nol, memiliki pengalaman yang sejatinya dapat menginspirasi banyak orang, namun kisah seperti itu kerap tidak diberitakan kepada dunia.
Dalam gemerlap Kota Bandung yang dihiasi temaram lampu metropolitan, seorang pria merajut mimpi.
Dari Kota Makassar, dia berangkat untuk mendaftar Pendidikan Dokter Gigi Spesialias Bedah Mulut dan Maksilofasial di Unpad.
Mimpi yang berisi banyak harapan itu kenyataanya dikemudian hari dihadapi dengan tidak mudah.
Menempuh pendidikan Pendidikan Dokter Gigi Spesialias Bedah Mulut dan Maksilofasial selama 10 semester tanpa beasiswa bukanlah hal yang mudah.
Biaya kuliah dan biaya hidup tidaklah murah.
Kondisi itu meniscayakan dirinya kuliah sambil bekerja.
Di saat yang sama sang istri tercinta yang menyusul ke bandung juga menempuh pendidikan Magister Hukum Kesehatan, pun adalah bagian dari tanggung jawab dirinya.
Baca juga: Prof Ruslin: The King of Changes
Tak berhenti di situ anak keduanya, putra semata wayangnya kerap dirawat di rumah sakit berlangsung kurang lebih 2 tahun.
Situasi ini tentu memberikan gambaran nyata betapa membutuhkan ketabahan hati seorang bapak dan ibu untuk mampu bertahan menuntut ilmu di perantauan dalam kondisi putra yang kritis dan dirawat di rumah sakit.
Cobaan berikutnya dihadapi juga sangat berat, dirinya mengalami kecelakaan saat olahraga dan patah tulang bagian eksterimitas sehingga mengharuskan dirinya istirahat kurang lebih 2 semester.