Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Irma Nur Afiah

Zakir Sabara, Profesor Muda Indonesia di Bidang Teknik Kimia

Ketika mengucapkan nama Zakir Sabara (ZS), yang ada di benak orang adalah sosok seorang Dosen, Aktivitas Kemanusiaan, influencer, guru besar.

DOK PRIBADI
Plt Kaprodi Teknik Industri FTI-UM Irma Nur Afiah, penulis opini Tribun Timur berjudul Zakir Sabara, Profesor Muda Indonesia di Bidang Teknik Kimia 

Kualitas sumberdaya manusia (SDM) juga menjadi titik fokus pembenahan yang dilakukan oleh Prof Zakir.

Periode 1 Amanah sebagai Dekan berhasil mewujudkan FTI menjadi fakultas terbaik dan mewujudkan peradaban baru di Kampus tercinta UMI.

Memasuki period ke-2 kepemimpnan sebagai Dekan FTI, Prof Zakir mulai menggaungkan tagline Berbagi itu Peduli atau Sharing is Caring. Tagline ini lahir pada saat rapat kerja FTI di tahun 2018.

“Bismillah, kita ingin yang sederhana dan mendalam serta semua mau berkomitmen untuk mewujudkannya. Bukan hanya tagline semata,” ucap Prof Zakir Ketika rapat kerja FTI.

Nama Prof Zakir di kegiatan kemanusiaan sudah tidak diragukan lagi. Mulai dari bencana gempa bumi, tsunami, banjir, hingga Pandemi Covid-19 menjadi perhatian Prof Zakir dengan Tim Relawan FTI yang dibentuknya sebagai langkah implementasi tagline FTI UMI “Sharing is Caring” untuk masyarakat.

Baginya, kegiatan kemanusiaan seperti ini untuk menyentuh dan melihat seberapa peka persaudaraan kita antar sesama.

Hal inilah yang membuat Prof Zakir disebut sebagai Dekan di Medan Bencana.

Keterlibatan mahasiswa di aktivitas kerelawanan yang digagas oleh Prof Zakir kemudian bersinergi dengan keputusan Menteri Pendidikan yang mengeluarkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang mengonversi kerja kerelawanan dengan hitungan SKS.

Prof Zakir memberikan contoh bagi masyarakat bahwa bumi yang dipijak adalah kampus baginya, dan setiap manusia yang ditemui dalam perjalanan hidup dalah guru kehidupannya. Hingga di akhir masa Amanah sebagai Dekan FTI selama 2 periode, Prof Zakir menghaturkan terima kasih kepada keluarga, rekan sejawat dosen, pimpinan, mahasiswa, hingga rekan-rekan yang dikenalnya.

Sewindu memimpin, Prof Zakir menitipkan FTI, rumah tempatnya mengabdi, agar selalu tumbuh dan berbagi serta peduli.

Dalam puisi Secarik Puisi Penutup, Prof Zakir menuturkan, “Tidak kunamai dia datang atau kembali, karena aku tumbuh di sini. Dan tidak pula ku izin pamit apalagi pergi, karena ini rumah tempatku mengabdi. Hanya saja tugasku telah usai.”

Menjadi Guru Besar adalah tujuan tertinggi seorang Dosen. Secara rentetan waktu, proses Prof Zakit menuju Guru Besar melalui beberapa tahapan.

Sejak tahun 2020, beliau sudah fokus pada pencapaian ini. Salah satu yang memicu semangat Prof Zakir adalah ketika menerima SK Guru Besar salah satu dosen FTI (Prof A. Aladin) dari Ketua Kopertis Wilaya IX saat itu Prof Dr. Jasrudddin, M.Si. Prof Jas memberikan sambutan pada saat penyerahan SK dan berkat, “Itu Dekan FTI, jangan lagi terima di sini kalau dia belum masukkan berkas Guru Besarnya. Sudah layak jadi Profesor tapi tidak masukan berkas. Orang saja dia urus.” Kalimat ini seolah menjadi cambuk dan senantiasa tergiang di benak Prof Zakir. 2 tahun berlalu, tepat di tanggal 6 Juni 2022, Prof Zakir menerima SK penetapan sebagai seorang Guru Besar.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved