Garuda Indonesia
Garuda Indonesia Lolos dari Jeratan Pailit, Mengapa Tidak Sama dengan Merpati Nusantara Airlines?
Mereka sepakat menerima usulan Garuda Indonesia, sehingga Perkara PKPU Garuda Indonesia dinyatakan Homologasi atau damai
Dalam cockpit pesawat, terdengar suara ….”Jakarta Tower, Garuda Indonesia 617 (Six one Seven) flight to Ujung Padang request to Taxing”, begitu permintaan Capt Marvil ke Tower. Setelah dijawab oleh Jakarat Tower “Garuda Indonesia six one seven clear to push back”.
Perlahan lahan pesawat Boeing 737-800 mundur atau push backer telah mendorong pesawat untuk meninggalkan parking area, sesaat setelah pesawat mundur dan mengambil posisi maju menuju taxi way.
Terdengar suara Capt Marvil, “Pagi Jakarta Tower Garuda Indonesia six one seven request to taxing, secepatnya Operator di atas tower Bandara Cengkareng menjawab, berhubung beberapa pesawat pagi itu antri untuk take off. “Garuda Indonesia six one seven clear to taxing away to runway 35”.
Posisi pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-800 berhenti diujung runway 35, setelah melakukan manuver belok kekiri dan mengambil posisi lurus digaris tengah runway, Ting tong Cabin Crew Take off Position begitu pengumuman terdengar di cabin, dari Suara Capt Marvil. Setelah demo flight safety di cabin melalui layar monitor di hadapan pax, dimatikan. Mbak Hesty mengacungkan Jempol ke Cabin one Yanti kalau cabin ready for take off.
One Minute Silent. Posisi dimana semua Flight Crew baik Pramugari dan Pilot tidak ada suara, yang ada safety instruction dalam ingatan masing-masing crew. Di dalam ruang cockpit Captain memulai percakapan ke Tower, Jakarta Tower, “Garuda Indonesia six one seven flight to ujung Pandang request to take off”. Dari atas Tower Bandara Cengkareng terdengar jawaban “Garuda Indonesia six one seven flight to Ujung Pandang Clear to take off, berikut ekor suara dari Tower “Happy nice flight capt and Happy landing yaa”… jawab Capt Marvil Makasih selamat bekerja Jakarta Tower.
Capt Marvil siap-siap melakukan Take off, tangan kanan capt mendorong Full throttle Control ke depan “semacam Gas pada kendaraan “.
Indikator engine menandakan full power check di jawab Co Pilot ke Capt…Rem (break) pesawat di lepas oleh kaki Capt Marvil, pesawat perlahan-lahan meluncur di atas runway. Terlihat Flaps di sayap kiri dan kanan pada posisi 15 derajat ke bawah, indicator speed sdh menunjukkan kecepatan 250 Km perjam, terdengar computer pesawat menyebut V1… V2 hingga Vr, Yoke (Fligt Control) di tarik ke belakang oleh Capt atau di pakin’ta, serta merta nouse pesawat terangkat ke atas dan sensor Angel of attack berfungsi mengontrol hidung pesawat tidak terlalu mendongak, stabilizer sayap pada ekor pesawat bekerja untuk menghindari Stall (jatuh ke belakang).
Jakarta Tower memrintahkan Garuda Indonesia six one seven climb to 1000 (one Thousand) untuk menanjak pada ketinggian 1000 kaki, lalu memerintahkan heading to right berbelok kekanan hingga tak terasa ketinggian 1500 kaki auto pilot on (APL, oN) begitu perintah Capt ke Co Pilot. Hanya dalam hitungan 3-5 detik pesawat sudah (Airborne) mengudara.
Sisa waktu 15 menit, pesawat akan mendarat, Ting tong, bunyi bell disertai dengan pengumuman cabin Crew Lading Position, begitu perintah Capt Marvil, hening suasana di atas pesawat “one minute silent” for landing yang mana tidak ada lagi pembicaraan, hanya tersisa di otak masing masing Crew safety instruction. Terdengar Capt Marvil meminta “Hasanuddin Tower….Garuda Indonesia Six one seven request to landing”. Pagi itu Garuda adalah pesawat pertama dari Jakarta, mendarat mulus atau smooth landing di handle oleh Capt Marvil sebagai Flight deck on duty saat itu.
Kaca jendela terdengar, di gedor gedor oleh awak darat Garuda, dan sambil mengacungkan jempol pintu siap dibuka. Perintah Cabin Crew “Door will be open”: dari Cockpit. Happy Landing Capt sapaan capt dari Purser, dimana waktu menunjukkan 9,35 di Bandara Hasanuddin.
Sekilas Aktifitas para Crew Garuda Indonesia, dalam kesehariannya, yang harus meninggalkan sanak keluarga, dengan resiko kerja sebagai flight crew. Tanpa pernah tahu, perusahaan tempat nya mengais rezeki, menghadapi jeratan perkara pailit.
Jadwal rapat Pengesahaan Homolagasi atas perkara Garuda Indonesia, belum di ketok oleh Majelis Hakim Pemutus, pada Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, hasilnya sidang ditunda untuk semingg ke depan, dengan berbagai alasan. Ah ... ada ada aja Alasan penundaan oleh Hakim, kesal salah satu Kreditur Garuda Indonesia.(*)