Opini Muhsin El Shaarawy
Piala Asia, Timnas Garuda, dan Iwan Bule
Di tangan magis pelatih Shin Tae-yong, Timnas Garuda sempat diragukan, tetapi pada akhirnya keraguan itu terbayar dengan tiket lolos ke piala Asia.

Oleh:Muhsin El Shaarawy
Ketua FLP Unismuh Makassar
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Penantian 15 tahun Indonesia berkiprah di kompetisi akbar benua Asia akhirnya terwujud.
Di tangan magis pelatih Shin Tae-yong, Timnas Garuda sempat diragukan, tetapi pada akhirnya keraguan itu terbayar dengan tiket lolos ke piala Asia 2023.
Tak hanya itu, peringkat Timnas juga terdongkrak setelah meluluh lantahkan Kuwait dan Nepal.
AFC Asian Cup atau lebih dikenal dengan istilah Piala Asia, sebuah turnamen besar yang diselenggarakan Konfederasi Sepak Bola Asia. Dihelat 4 tahun sekali sejak 1956 silam.
AFC sempat mengubah sistem kompetisi setelah berbagai pertimbangan dengan 3 tahun sekali.
Setalah 2004, Piala Asia berikutnya diselenggarakan pada 2007. Barulah setelah itu kembali diadakan 4 tahun sekali (2011, 2015, 2019, dan seterusnya).
Tercatat, Qatar sebagai juara bertahan, dan Jepang sebagai negara tersukses pada gelaran ini dengan 4 gelarnya.
Sementara itu, jejak Indonesia pada pergelaran Piala Asia hanya ikut 4 kali sepanjang sejarah dan tidak pernah lolos dari fase grup.
Dimulai pada 1996 silam. Kala itu, Garuda hanya mampu mengumpulkan 1 poin dari 3 pertandingan.
Empat tahun kemudian, Piala Asia 2000. Koleksi angka yang sama kembali ditorehkan punggawa Timnas, 1 poin dari 3 pertadingan. 2004, Indonesia mencatat raihan yang jauh lebih baik. Tetapi tidak bisa melangkah ke fase gugur.
Terakhir kali Indonesia mengikuti Piala Asia pada 2007 lalu, namun langkah Indonesia pada saat itu hanya kembali tertahan di fase grup, sama pada perhelatan 2004. Menduduki posisi ketiga dengan rincian 1 kemenangan dan 2 kekalahan.
Lolosnya Timnas Indonesia ke piala Asia 2023, bisa dikatakan sebagai momentum kebangkitan sepak bola nasional.
Bagaimana tidak, rata-rata usia pemain yang dibawa pelatih asal Korea terbilang sangat muda. Muda dan menentukan.
Masyarakat Indonesia patut bereforia, rindu dan penantiannya terbayarkan. Para pemain,
pelatih, staf, dan semua elemen yang terlibat di dalamnya mesti diberi penghargaan yang setinggi-tingginya.
Terlepas dari semua itu, seperti yang menjadi trending topik baru-baru ini, postingan pada akun resmi PSSI tentang Iwan Bule.
Kesuksesan timnas Garuda belakangan ini, faktor utamanya, Iwan Bule. Begitu kira-kira tulisan yang tersebar di jagad media sosial.
PSSI mengklaim Iwan Bule sebagai sosok paling berjasa dalam kemenangan Indonesia atas Kuwait (09/06/2022).
Hal itu disampaikan melalui artikel berjudul “Pecahnya Rekor 42 Tahun” yang diunggah di laman resmi pssi.org.
Meskipun Iwan Bule terkenal dengan sosok kontraversialnya, paling tidak warga Indonesia pada saat ini bisa melihat hasil.
Mungkin yang paling membekas di ingatan, ketika yang diharapkan kembali melatih Timnas adalah Luis Milla, tetapi Iwan Bule justru lebih memilih Shin Tae-yong.
Memberikan sanjungan tidak sepenuhnya salah. Mari sama-sama kita renungi. Pemangku kebijakan pada tubuh PSSI, sudah dipastikan Ketua Umumnya. Iwan Bule. Yang memutuskan lanjut tidaknya karir kepelatihan Shin Tae-yong, lagi-lagi Iwan Bule.
Tidak ada salahnya jika masyarakat memberikan apresiasi atas kerja-kerja seorang Iwan Bule.
Namun jika berlebihan tentu tidak boleh juga. Karena selain Iwan Bule, ada 23 pemain yang berjuang mati-matian di atas lapangan.
Tanpa melupakan tangan dingin pelatih dan stafnya. Jika masih banyak yang belum mengetahui nama lengkapnya, dia adalah Pol. Dr. Drs. H. Mochmad Iriawan. Seorang Purnawirawan perpwira tinggi Polri yang terakhir menjabat sebagai Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional. Lulusan Akpol 1984.
Iwan Bule mulai menjabat sebagai Ketua Umum PSSI pada 2 November 2019 menggantikan Edy Rahmayadi.
Tidak butuh waktu lama, dia kemudian memboyong pelatih asal Korea untuk menangani Timnas Indonesia. Shin Tae-yong.
Didapuk sebagai pelatih Timnas pada 2019 lalu, Shin-Tae-yong dipercaya menangani banyak tim. Sebut saja, U-19, U-23, dan senior.
Dari fakta ini, pelatih asal Korea itu harus membagi fokusnya. Sempat kesulitan, karena kompetisi terhenti akibat pandemi covid-19. Tetapi berhasil membentuk tim yang menjanjikan.
AFF Suzuki 2020, yang digelar pada 2021 lalu menjadi ajang unjuk gigi Shin Tae-yong.
Indonesia yang diisi barisan pemain muda, mampu mencapai final kejuaraan. Meskipun pada laga final dikalahkan Thailand dengan agregat 2-6.
Berangkat dari sini, Timnas Indonesia semakin solid. Pada kualifikasi Piala Asia, Fachruddin cs berhasil meraih 2 kemenangan dan 1 ali kalah.
Menatap Piala Asia 2023, harapan masyarakat Indonesia tentu tidak muluk-muluk.
Lolos dari fase grup sudah menjadi prestasi yang luar biasa bagi Indonesia. Mengingat rekam jejak pada 4 periode sebelumnya.
Berada di pot 4 dan berstatus tim dengan peringkat terendah (155) peserta Piala Asia 2023, Indonesia terancam tergabung di grup neraka. (*)