Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Hidayah Muhallim

KAHMI, Mobilitas dan Tanggung Jawab Sosialnya

Beberapa tahun yang lalu, seringkali kita dengar perkataan sejumlah alumni HMI bahwa Kahmi itu adalah organisasi setingkat diatas kelompok arisan.

DOK PRIBADI Hidayah Muhallim
Penulis opini KAHMI, Mobilitas dan Tanggung Jawab Sosialnya, Hidayah Muhallim. 

Oleh: Hidayah Muhallim
Sekum MW Kahmi Sulsel

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Beberapa tahun yang lalu, seringkali kita dengar perkataan sejumlah alumni HMI bahwa Kahmi itu adalah organisasi setingkat diatas kelompok arisan.

Kala itu tidak ada yang keberatan dan serius menanggapinya. Karena boleh jadi keadaannya memang begitu.

Seiring waktu, pandangan para alumni HMI terhadap keberadaan Kahmi makin beragam. Apalagi ketika peran Kahmi makin terasa signifikan.

Namun ironisnya, ada sebagian alumni HMI yang justru mengkhawatirkan kalau Kahmi akan bertumbuh menjadi saingan HMI dalam beraktifitas.

Untuk itulah mereka menyarankan agar Kahmi bertugas untuk mendukung aktifitas perkaderan di HMI saja.

Menurutnya, Kahmi tidak perlu repot-repot memikirkan berbagai macam program kegiatan.

Keberadaan Kahmi sudah dianggap berhasil atau on the track jika proses perkaderan di HMI sudah berjalan dengan lancar.

Tetapi apakah memang sesederhana itu peran dan alasan keberadaan Kahmi? Dari berbagai obrolan, nampak bahwa banyak pihak yang kurang sepaham dengan opini itu.

Meski ada respon bahwa pandangan tersebut ada benarnya. Tetapi lebih banyak yang beranggapan bahwa pandangan semacam itu kurang memadai dan cenderung mensimplikasi eksistensi dan peran Kahmi.

Mestinya kita bisa lebih bijak dan proporsional dalam memposisikan Kahmi. Dan menurut hemat saya, Kahmi lebih dari itu.

Kahmi telah jauh berkembang meskipun belum begitu maksimal memainkan peran strategisnya selama ini. Padahal Kahmi memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar bagi kemajuan bangsa dan negara.
 
Mobilisasi Kapasitas

Berdasarkan legalitasnya, Kahmi adalah sebuah organisasi kemasyarakatan. Hal itu sekaligus menjadi penanda bahwa Kahmi bukan tempat kongkow-kongkow para alumni HMI semata.

Kahmi bukan sekedar wadah nostalgik bagi alumni HMI untuk mengenang heroisme dan romantisme aktifitas kemahasiswaan mereka. Kahmi memiliki visi, misi dan tujuan yang mesti diperjuangkannya.

Sekalipun rekruitmen keanggotaan dan kepengurusannya cenderung eksklusif dan terbatas pada alumni HMI saja. Tetapi membership semacam itu hanya merupakan basis utamanya.

Sebagai institusi sosial, Kahmi mestinya bisa mandiri meskipun secara kelembagaan memiliki keterkaitan historis dengan HMI.

Kahmi harus sanggup berdiri tegak, tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntutan jaman dan alasan keberadaannya. Apalagi HMI secara terus-menerus memproduksi  kader-kader “Insan Cita” yang mau tidak mau harus bisa diserap oleh Kahmi.

Produksi kader “Insan Cita” yang berlangsung tanpa henti itu juga secara otomatis akan menambah kapasitas sumber daya Kahmi.

Dan dengan kapasitas yang demikian besar, maka Kahmi harus mampu memobilisasi sumber daya tersebut dengan baik sehingga bisa berkontribusi secara maksimal yang akan berdampak lebih luas bagi kemajuan masyarakat, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selain itu, Kahmi dituntut untuk bisa membumikan nilai-nilai yang telah dititipkan pada mereka ketika masih aktif ber-HMI. Kahmi tidak boleh lagi sekedar bisa berwacana dan menawarkan konsep-konsepnya yang standar.

Karena sebagai wadah tempat berkumpulnya para kaum cendekiawan maka mestinya Kahmi harus bisa beraksi mengeksekusi konsep dan idealitas insan cita itu secara lebih konkrit. Kahmi harus bisa bertransformasi secara terus-menerus untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan utamanya. 

Tanggung Jawab Sosial

Sebagai ormas, Kahmi memiliki basis nilai yang didasarkan pada keislaman dan keindonesiaan termasuk nilai-nilai universal lainnya seperti kemanusiaan, kejujuran, keadilan, kesetaraan, dan toleransi. Nilai-nilai itu telah terinternalisasi dalam diri setiap warga Kahmi sebagai bekal penggemblengan ketika mereka masih ber-HMI.

Dan setelah menjadi alumni, maka Kahmi-lah yang kemudian menjadi wadah berhimpun mereka untuk melanjutkan nilai-nilai dasar perjuangan dan semangat insan cita itu.

Dengan terhimpunnya kader-kader insan cita itu, maka Kahmi harus bisa mendayagunakan potensi-potensi tersebut.

Kahmi mestinya bisa memberikan kontribusi konkrit dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat dan berbangsa sebagai wujud dari komitmen dan tanggung jawab sosialnya. Dan dengan kapasistas dan modal sumber daya besar yang dimilikinya itu sekaligus akan menjadi daya dorong yang kuat bagi Kahmi untuk terus bergerak maju.

Dan memang sejatinya Kahmi harus ikut bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur sebagaimana tercantum dalam tujuan organisasinya sedari awal.

Sebab manakala hal itu tidak mampu diperankan dengan baik maka mungkin ada benarnya jika Kahmi cukup berada setingkat diatas kelompok arisan seperti yang pernah menjadi perbincangan para senior Kahmi sebelum-sebelumnya.

Atau cukuplah Kahmi menjadi wadah nostalgik bagi alumni HMI untuk mengenang romantisme ketika mereka masih jadi aktifis mahasiswa sambil merisaukan proses perkaderan HMI yang mulai kehilangan girah kejuangannya dan semakin kurang diminati lagi oleh mahasiswa. Tetapi apakah kita ridha? (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved