Sawedi Muhammad: Abdul Madjid Sallatu Pemikir Post Development dari Timur
Hal itu disampaikan Sawedi dalam diseminasi buku Abdul Madjid Sallatu di Hotel and Convention Centre Universitas Hasanuddin, Senin (13/6/2022) pagi.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Saldy Irawan
Sawedi mengatakan, pembangunan dikatakan proses melakukan improvement segala hal aspek kehidupan, tetapi yang terjadi justru stagnasi bahkan penurunan terus menerus.
"Kita bahas dalam konteks persoalan konsep pembangunan, itu bersifat monoton. Kita review berbagai macam tulisan di media, di lokal Sulsel, sangat jarang sekali pemikiran kritisi kebijakan pembangunan pemerintah kita, baik di Sulsel, kabupaten kota," katanya.
Sawedi mengatakan, benar-benar kita diarahkan hal-hal yang bersifat praktis, pragmatis, semua seolah-olah digerakkan politis semata.
Orang tidak lagi berpikir kerangka frame akademik, mencari terobosan baru, konsep pembangunan fungsional saja itu diupayakan terjadi perubahan.
Sehingga anggaran pembangunan atau seluruh aspek berkaitan kesejahteraan rakyat itu bisa tercapai secara konsisten.
"Saya pikir jargon Kk Madjid apresiatif inkuiri itu salah satu hal luar biasa. Kalaupun orang mengkritik, umpama Kak Madjid melihat gelas, jangan lihat gelas itu setengah kosong, tapi lihat gelas itu setengah berisi, jadi ada aspek positif di situ," katanya.
Sehingga kalau kita kritik ada solusi, jangan samata-mata cuman caki maki, memberi kritik tidak ada aspek positif.
"Inilah kelebihan Sosok Kak Madjid, memberikan opini dan tulisan tersebar di mana-mana. Itu ilhami saya dalam menulis, saya tidak pernah lupakan aspek kritisnya tetapi ada solusi kita tawarkan supaya ada perimbangan," katanya.
"Di situ dilihat aspek independensi penulis, saya pikir tidak banyak penulis kemampuan melakukan itu. Salah satunya Kak Madjid. Sehingga dalam konseks pemikiran, saya pikir Kak Madjid salah satu pemikir post development dari timur. Ilmunya luar biasa sudah dibukukan, ini jadi legasi kita semua, dan bagi generasi akan datang," katanya.(cr2)