Universitas Hasanuddin
Pertama di Indonesia Timur, Daeng Paroka Jadi Guru Besar Teknik Unhas Bidang Stabilitas Kapal
Sidang penerimaan jabatan guru besar dilangsungkan di Ruang Senat Unhas lantai 2 Gedung Rektorat Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar.
“Rasio antara lebar dan sarat kapal Feri Ro-ro Indonesia bervariasi mulai dari 2,5-8,5 meter dimana 70 % kapal itu memiliki rasio lebar dan sarat lebih besar 3,5 m,” lanjutnya.
Karakteristik Geometri tersebut erat kaitannya dengan performa operasi kapal Feri Ro-Ro. Dari aspek stabilitas, rasio lebar dan sarat yang besar akan menghasilkan tinggi metacentra (GM) yang besar.
Sedangkan jarak titik berat kapal terhadap dasar (KG) juga relatif besar dibandingkan tipe kapal-kapal lainnya. Tapi kapal Feri Ro-Ro memiliki lambung timbul yang rendah.
Karena itu akan berdampak pada air laut yang mudah masuk ke dalam geladak kapal, yakni geladak kendaraan.
“Nah, pada saat kapal beroperasi dalam cuaca buruk khususnya untuk kapal Feri Ro-Ro dengan geladak terbuka, tentu sangat riskan,” ujar wakil dekan 3 Bidang Kemahasiswaan Fakultas Teknik Unhas Periode 2014-2018 itu.
Terkait stabilitas yang berhubungan pada faktor keselamatan kapal, keadaan itu makin berpengaruh saat kapal mengalami faktor lain seperti kebakaran, tabrakan, cuaca buruk, serta kesalahan manusia atau human error.
“Untuk itu, metode alternatif dalam mengevaluasi stabilitas kapal Feri Ro-Ro dengan karakteristik Geometri yang berbeda dari standar sesuai karakteristik stabilitas menurut IMO perlu dilakukan,” urainya.
Daeng Paroka dalam kesimpulannya menyebutkan, Berdasar perbandingan tersebut, kriteria stabilitas yang digunakan selama ini terlalu tinggi.
Sehingga kapal Feri Ro-Ro khususnya dengan tipe geladak terbuka, kesulitan memenuhi kriteria yang ditetapkan IMO tersebut.
“Pengembangan kriteria stabilitas kapal Ferry Ro-Ro harus terus dilakukan sebagai jawaban perkembangan teknologi kekinian,” jelas anggota Jepang Society of Naval Architecture dan Pengurus Alumni dari Jepang (Persada) Sulsel ini.
Tanggapan Dewan Profesor
Pada kesempatan tersebut, Ketua Dewan Profesor Universitas Hasanuddin, Prof Mursalim memberikan tanggapan atas pidato pengukuhan kedua guru besar baru.
“Untuk Prof Erwin, penelitian terkait Pemanfaatan Teknologi Termal dalam Pengelolaan Limbah Sebagai Sumber Energi dan Material Fungsional sangat dibutuhkan di kota ini,” ujarnya.
Diketahui jika Kota Makassar setiap harinya menghasilkan sampah hingga 900 ton per hari dan 70 persen adalah limbah organik yang bisa dimanfaatkan sebagai teknologi termal.
Sedangkan untuk Prof Paroka, tanggapan Prof Mursalim adalah tentang karakteristik geometri kapal Feri Ro-Ro dari IMO dan di Indonesia tentunya butuh koreksi.