Dikerjakan Sudah Hampir 2 Tahun, Pengerjaan IPAL Losari Selesai Satu Tahun Lagi
Dari pantauan Tribun-Timur.com di lokasi, saat ini pengerjaan yang cukup panjang ada di Jl Cendrawasih.
Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Waode Nurmin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Terhitung sudah hampir dua tahun proyek pengerjaan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Losari di Kota Makassar berjalan.
Proyek ini dikerjakan di lima kecamatan, Tamalate, Mamajang, Mariso, Makassar, dan Ujung Pandang.
Dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Program Metropolitan Sanitation Managemen Investment Project (MSMIP).
Dilansir dari situs pu.go.id, IPAL Losari ini bertujuan untuk menjaga kualitas air tanah dan air baku, menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Selain itu juga sebagai sarana edukasi peningkatan kesadaran masyarakat terhadap isu pencemaran lingkungan di Kota Makassar.
IPAL Losari ini dikerjakan sejak 25 November 2020 dan diperkirakan akan selesai pada 12 Februari 2023.
Proses pengerjaan IPAL Domestik yang terpusat di Kota Makassar ini berdampak pada masyarakat yang menggunakan jalan raya.
Sebab jalan raya jadi titik pengerjaannya
Kendaraan alat berat lalu lalang di lokasi, termasuk eskavator juga berada di tengah jalan
Sehingga sebagian jalan ditutup
Akibat dari pengerjaan itu, jalan di sekitar lokasi pengerjaan rusak.
Kondisi ini tentu membuat pengendara tidak nyaman
Terutama mereka yang mengakses jalur tersebut setiap hari untuk beraktivitas
Tidak sedikit warga jatuh, apalagi jika habis turun hujan
"Sudah banyak yang jatuh di jalan ini," kata seorang warga sekitar, Bura kepada Tribun-Timur.com, Rabu (8/6/2022).
Sebab di jalan berlubang tersebut tergenang air.
"Banyak tidak tahu ada lubang kalau sudah hujan. Karena tertutupi air," kata Bura yang bekerja sebagai tukang bentor.
"Saya juga sering hampir jatuh. Karena ada cukup dalam lubangnya," sambungnya.
Selain Bura, pemilik bengkel Selecta di Jl Cendrawasih, Joni juga mengatakan hal serupa.
Ia mengatakan, di depan bengkelnya juga pengguna jalan sering terjatuh.
Sebab, kondisi jalan yang berlubang cukup parah.
"Ini, tahun lalu pi baru mulai seperti ini jalanan," katanya.
Joni juga menyebutkan kendaraan yang masuk di bengkelnya meningkat.
Umumnya, kerusakan yang terjadi akibat kondisi jalanan yang rusak.
"Yah sejak rusak ini jalanan setahun lalu, meningkat pengunjung," katanya.
"Rata-rata motor yang datang bengkok velgnya, teralinya putus, bannya meletus, juga shockbreakernya rusak," sambungnya.
Dari pantauan Tribun-Timur.com di lokasi, saat ini pengerjaan yang cukup panjang ada di Jl Cendrawasih.
Setidaknya ada tujuh titik di sepanjang jalan tersebut, mulai dari depan pertamina hingga lampu merah perempatan Jl Haji Bau dan Arief Rate.
Kemudian pengerjaan juga dilakukan di sepanjang Jl Datu Museng. Mulai dari pertigaan Jl Somba Opu hingga ke pertigaan Jl Lamaddukelleng.
Pengerjaan juga sementara dilakukan tepat di tengah perempatan lampu merah Jl Haji Bau, Arief Rate, dan Cendrawasih.
Sementara di Jl Dr Ratulangi dan Jl Arief Rate, penggalian sudah tidak ada terlihat.
Namun, jalan di sepanjang bekas galian, terjadi gelombang serta lubang di tengah jalanan. (*)
