Rekonstruksi Pembunuhan Pegawai Dishub
Cerita Detik-detik Kasatpol PP Dapati Istri Siri Berduaan dengan Najamuddin, Langsung Begini
Beginilah cerita detik-detik Kasatpol PP Makassar M Iqbal Asnan mendapati RCH alias Rachma berduaan dengan pegawai Dishub Najamuddin Sewang.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Beginilah cerita detik-detik Kasatpol PP Makassar M Iqbal Asnan mendapati RCH alias Rachma berduaan dengan pegawai Dishub Najamuddin Sewang.
Diketahui, Rachma merupakan istri siri M Iqbal Asnan.
Akibat cemburu, M Iqbal Asnan jadi gelap mata hingga akhirnya nekat menghabisi nyawa Najamuddin Sewang.
Diketahui, Najamuddin Sewang ditemukan tewas di jalan Danau Tanjung Bunga, Minggu (3/4/2022) lalu.
Dalam perkembangannya, terungkap bahwa Iqbal Asnan otak di balik pembunuhan Najamuddin Sewang.
Iqbal Asnan dan tiga orang lainnya pun ditetapkan sebagai tersangka.
Update kasus pembunuhan Najamuddin Sewang, telah dilakukan rekonstruksi di sejumlah tempat.
Rekonstruksi pembunuhan pegawai Dishub, Najamuddin Sewang, salah satunya di rumah Rachma, di perumahan Grand Aeropala, Kecamatan Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan.
Di rumah inilah, Iqbal Asnan mendapati Rachma dan Najamuddin Sewang berduaan.
Berikut selengkapnya!
Rekonstruksi di Rumah Rachmawati
Rumah Rachma yang merupakan pegawai Dishub Makassar, berlokasi di perumahan Grand Aeropala, Kecamatan Manggala, Makassar, Sulsel.
Kecemburuan M Iqbal Asnan itu, terungkap saat rekonstruksi pembunuhan honorer Dishub Najamuddin Sewang, berlangsung, Kamis (19/5/2022) siang.
Dalam reka adegan itu, diperlihatkan saat M Iqbal mendapati Najamuddin Sewang berduaan dengan Rachma.
Saat itu (sekitar pertengahan 2019) Satpol PP yang dikomandoi Iqbal rutin melakukan penyemprotan disinfektan ke rumah-rumah warga.
Penyemprotan itu merupakan bagian dari pencegahan Covid-19 yang mulai muncul.
Iqbal bersama personelnya berkeliling ke rumah-rumah warga menyemprotkan disinfektan.
Salah satu rumah yang hendak disemprot saat itu, rumah Rachma.
Iqbal bersama anggotanya yang juga tersangka, M Asri pun didampingi dua warga setempat Karto dan Rivaldi (sebagai saksi).
Ke empatnya hendak melakukan penyemprotan di rumah Rachma, namun rencana itu gagal.
Pasalnya, Iqbal yang masuk ke ruang tamu mendapati Rachma dan Najumuddin berduaan.
Disebutkan dalam naskah BAP, penyemprotan rumah Rachma pun batal dilakukan lantaran Iqbal disebut marah.
Iqbal yang marah, lalu mengarahkan anggotanya M Asri bersama saksi Karto menyemprot disinfektan di perumahan Ranggon.
Sementara Iqbal dan saksi Rivaldi kembali ke rumah Rachma dan menghampiri Najamuddin.
Iqbal pun menanyakan keberadaan Najamuddin di rumah Rachma.
"Apa kamu bikin di sini," ucap Iqbal ke Najamuddin.
Najamuddin Sewang pun pergi meninggalkan rumah Rachma usai ditegur Iqbal.
Iqbal yang menaruh curiga dan cemburu terhadap Najamuddin, pun menelpon kakak Najamuddin, Juni.
Dalam percakapan itu disebutkan, Iqbal meminta Juni memberi tahu adiknya Najamuddin, agar tidak membuat masalah.
"Juni, itu adikmu (Najamuddin) jangan bikin masalah, selalu cerita jelek saya hanya untuk mendekati Rachmawati. Seandainya bukan adikmu saya habisimi," ucap Iqbal melalui sambungan telepon.
Rekonstruksi pembunuhan di 5 tempat lainnya:
*Rekonstruksi di Rumah Iqbal Jl Beringin
Awal mula kecemburuan itu, pun membuat Iqbal mulai mencari cara untuk menghabisi nyawa Najamuddin.
Dimulai dengan melakukan pertemuan dengan dukun untuk menyantet Najamuddin Sewang.
Iqbal pun diduga melakukan pertemuan dengan Rumahnya di Jl Beringin.
Hal itu dikuatkan dengan rekonstruksi yang juga berlangsung di rumah beraksitektur panggung itu.
Hanya saja, akses awak media terbatas oleh pagar yang dijaga petugas.
Sehingga, pantauan di lokasi tidak dapat menyaksikan adegan di dalam rumah.
Iqbal yang digiring polisi dari dalam rumah seusai rekonstruksi melambaikan tangan ke tetangga.
Posisi sang tetangga berada di teras lantai dua rumahnya, tepat di depan rumah Iqbal.
"Pak Iqbal," ucap sang tetangga sambil melambaikan tangan dan merekam Iqbal di giring polisi ke dalam mobil.
Rumah panggung warna cokelat itu oleh warga setempat, disebut rumah M Iqbal Asnan yang sebelumnya ditinggali orangtuanya.
Pantauan di lokasi, dalam box perangkat reka ulang atau rekonstruksi itu terdapat sepucuk pistol hitam yang dibawa petugas.
Juga terlihat seunit motor RX-KING yang kerap di-posting Iqbal Asnan di story' WhatsAppnya.
Warga sekitar yang dihampiri mengatakan, Iqbal hanya sesekali mendatangi rumah itu pasca orangtuanya meninggal dunia.
"Jarang datang, hanya satu dua kali seminggu. Itu pun kalau datang tertutup," kata seorang warga yang dihampiri.
Selain itu kata dia, Iqbal jarang bergaul ke masyarakat sekitar ataupun tetangganya.
"Jarang keluar rumah, agak tertutup juga orangnya," ucap warga lain.
Di lain sisi, pistol jenis Glock yang dibawa polisi dalam box baju tersangka berbeda dengan senjata api yang dihadirkan polisi saat konferensi pers pengungkapan kasus itu di Polrestabes Makassar, beberapa pekan lalu.
Dalam konferensi pers, polisi menghadirkan barang bukti senjata api jenis revolver.
Senjata api itu, disebut Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Budhi Haryanto dibeli eksekutor Sulaiman dari jaringan teroris melalui media sosial.
Namun pernyataan itu, dibantah oleh Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Komang Suartana, yang menyebut jika pistol itu bukanlah pistol dari jaringan teroris.
Kembali ke pertemuan Iqbal dengan dukun, juga dikuatkan dengan rekonstruksi di rumah almarhum Najamuddin Sewang.
*Rekonstruksi di rumah Korban Najamuddin Sewang
Rumahnya berlokasi di perumahan Alauddin Mas Recidence, Jl Sultan Alauddin, Makassar.
Dalam rekonstruksi itu, Iqbal memerintahkan anggotanya M Asri (tersangka) dan Sahabuddin yang juga personel Satpol PP berstatus saksi.
Dalam rekonstruksi itu, keduanya memperagakan aksi pelemparan telur ke rumah Najamuddin.
Telur yang dibungkus kantong plastik itu diperoleh keduanya dari Iqbal yang telah bertemu dukun.
Namun, upaya menyantet Najamuddin rupanya dianggap tidak membuahkan hasil.
Iqbal yang cemburu kesumat pun mulai berpikir pendek untuk menghabisi nyawa Najamuddin secara kasar atau fisik.
Ia lantas diduga memerintahkan M Asri (tersangka) yang merupakan sopirnya di Satpol PP untuk mencari eksekutor.
Asri lantas menemukan orang yang diinginkan Iqbal.
Yaitu, Sulaiman yang merupakan oknum polisi yang dikabarkan bertugas di Satuan Brimob.
Tempat tugas Sulaiman itu dikuatkan dengan pelibatan Provost Brimob dalam rekonstruksi.
*Rekonstruksi di Balai Kota Makassar
Asri pun diminta Iqbal untuk datang menemuinya di ruang kerjanya, Balai Kota Makassar Jl Ahmad Yani, Januari 2022, sekira pukul 16.30 Wita.
Pukul 18.30 Wita dalam BAP yang diperagakan, Sulaiman pun tiba dan langsung masuk ke ruang kerja Iqbal untuk bicara empat mata.
Iqbal pun menceritakan masalah yang dialaminya ke Sulaiman.
"Ada masalahku ini, ada yang ganggu istriku. Dia sering datang di rumah istri saya di saat saya tidak ada dan juga sering merayu istri saya," ucap Iqbal ke Sulaiman dalam BAP polisi.
"Saya sudah pernah mengancam dia akan saya bunuh, akan tetapi dia tetap mendekati istri saya," sambungnya.
Sulaiman pun menimpali dengan bertanya kembali ke Iqbal.
"Jadi bagaimana mauta," kata Sulaiman BAP itu.
"Kamu mau saya suruh eksekusi?," tanya Iqbal kembali.
"Saya tidak berani, lihat darah saja saya tidak berani," jawab Sulaiman.
"Kalau begitu kamu cari orang yang berani, nanti saya bayar," sahut Iqbal kembali.
Pertemuan dan percakapan ke duanya itu, pun diperagakan langsung di Balai kota Makassar.
Dari percakapan itu, ditengarai ada komunikasi deal untuk perencanaan pembunuhan Najamuddin.
*Rekonstruksi di Rumah Iqbal Jl Kumala
Dikuatkan dari rekonstruksi di rumah Iqbal Asnan, Jl Kumala, Kecamatan Tamalate, Makassar.
Tepatnya, pada Maret 2022 atau sebulan jelang penembakan Najamuddin yang ditemukan tewas tergeletak di Jl Danau Tanjung Bunga, 3 April 2022, awal Ramadan 1443 Hijriah.
Dalam dokumen BAP yang diperoleh, Iqbal disebut melakukan pertemuan dengan tersangka M Asri.
Dalam pertemuan itu, Iqbal menyerahkan uang operasional Satpol PP sebesar Rp 20 juta.
Ke esokan harinya, Iqbal kembali bertemu M Asri di Balai Kota Makassar.
Dalam pertemuan itu, Iqbal memerintahkan M Asri untuk menghubungi tersangka Sulaiman lalu menunjukkan rumah Najamuddin.
M Asri pun menuju ke samping Asrama Brimob Polda Sulsel Pa'baeng-baeng, Jl Sultan Alauddin.
Di sana, sekira pukul 20.00 Wita, ia bertemu teman Sulaiman yang juga oknum polisi yang jadi tersangka Chaerul Aklam.
Chaerul Aklam lantas mengarahkan M Asri masuk ke salah satu warkop sembari menunggu kehadiran Sulaiman.
Berselang beberapa saat, Sulaiman pun tiba di warkop yang sama dan ketiganya lalu menuju rumah Najamuddin melakukan pengecekan.
M Asri mengendarai motor seorang diri, sementara Sulaiman berboncengan dengan Chaerul Aklam.
Seusai mengecek rumah Najamuddin, ketiganya lalu ke rumah Iqbal di Jl Kumala.
Di rumah itu, Iqbal memerintahkan M Asri menyerahkan uang Rp 20 juta ke Sulaiman.
Uang yang sejatinya digunakan sebagai dana operasional Satpol PP itu, pun jatuh ke tangan Sulaiman atas perintah Iqbal ke M Asri.
Penyerahan uang itu berlangsung di samping rumah Iqbal.
M Asri membawa uang lalu diserahkan dalam posisi berdiri di samping motor.
Diterima Sulaiman juga dalam posisi berdiri, sementara Chaerul Aklam duduk di atas motor.
Setelah penyerahan, itu juga diperagakan adegan saat Chaerul Aklam menunggu Najamuddin keluar dari komplek perumahan tempat tinggalnya.
Dari adegan peragaan itu, diduga saat itulah Chaerul Aklam mulai membututi Najamuddin dari belakang.
Sebab motor yang digunakan dalam adegan itu, adalah barang bukti yang digunakan pelaku (terduga Chaerul Aklam) menghabisi nyawa Najamuddin.
Begitu juga motor yang dikendarai Najamuddin saat bekerja dan ditemukan tewas tertembak, juga dihadirkan dalam rekonstruksi itu.
*Rencana Rekonstruksi di TKP Jl Danau Tanjung Bunga
Saat polisi rombongan rekonstruksi yang dipimpin Kasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol AKBP Reonald Simanjuntak hendak ke TKP penembakan di Jl Danau Tanjung Bunga, cuaca kurang mendukung.
Rencana rekonstruksi di TKP penembakan yang menewaskan Najamuddin pada 3 April itu pun ditunda ke Jumat besok.
Selain di Jl Danau Tanjung Bunga, informasi yang diperoleh juga bakal dilakukan rekonstruksi di TKP lainnya.
Yaitu di salah satu perumahan yang menjadi lokasi penyerahan uang Rp 90 juta setelah pembunuhan berencana Najamuddin sukses dilakukan Sulaiman dan Chaerul Aklam. (Tribun-Timur.com)