Bupati Luwu Timur Harap Petani Kakao Sejahtera Lewat Program Active PT Mars
PT Mars Symbioscience Indonesia meluncurkan program Advancing Cocoa Agroforestry Towards Income, Value, and Environmental Sustainability (ACTIVE)
Penulis: Ivan Ismar | Editor: Sudirman
TRIBUNLUTIM.COM, MALILI - PT Mars Symbioscience Indonesia meluncurkan program Advancing Cocoa Agroforestry Towards Income, Value, and Environmental Sustainability (ACTIVE), Rabu (17/5/2022).
Bupati Luwu Timur, Budiman hadir saat peluncuran program ini di Kawasan MARS Cocoa Research Station, Kabupaten Pangkep, Sulsel.
Program ACTIVE dibuat dalam rangka meningkatkan kehidupan petani yang bergerak di tanaman kakao.
PT Mars Symbioscience Indonesia juga mempunyai cabang di Desa Tarengge, Kecamatan Wotu, Luwu Timur.
Selama beroperasi di Luwu Timur, PT MARS juga melatih petani menjadi cocoa doctor di Cocoa Development Center (CDC) PT MARS.
Saat peluncuran ACTIVE, Kepala Bapelitbangda Sulsel, Darmawan Bintang, perwakilan Gubernur Sulawesi Tenggara, Direktur Kehutanan & Konservasi Sumber Daya Air BAPPENAS, Nur Hygiawati Rahayu, hadir.
Kemudian Bupati Pangkep dan Kepulauan, Muhammad Yusran Lalogau, direksi USAID, Direksi MARS Asia serta Direksi Institute for Development Impact (I4DI).
Budiman menyambut baik keterlibatan Pemkab Luwu Timur dalam program ACTIVE PT MARS.
"Semoga program ini, keberlangsungan produksi kakao di Luwu Timur juga akan ikut semakin baik,"
"Tentunya kesejahteraan masyarakat petani juga akan menjadi lebih sejahtera," kata Budiman, Kamis (19/5/2022) dalam keterangannya.
Dalam pelaksanaannya, program ACTIVE akan dilakukan melalui pengembangan kapasitas 9.000 petani kakao di Luwu Timur dan Luwu Utara, Sulsel.
Serta Kabupaten Kolaka Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara selama empat tahun kedepan (2022-2026).
Mars Asia Cocoa Director, Fay Fay Choo mengatakan, kolaborasi ini bertujuan untuk mempromosikan praktik agroforestri kakao sebagai upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, sekaligus meningkatkan mata pencaharian petani.
"Melalui kemitraan dengan USAID dan I4DI, kami akan menguji dan mengidentifikasi pendekatan mana yang paling efektif untuk membantu petani mencapai pendapatan hidup yang berkelanjutan dan mewujudkan ekosistem kakao yang lebih beragam,"
"Jika sebelumnya satu hektar lahan hanya bisa menghasilkan 500 kg kakao/coklat, maka setelah mendapatkan pendampingan program bisa meningkat hingga 1.5 ton per hektar," ujarnya.