Masjid Agung Belopa
Ramai Disorot, Kontraktor Rehab Masjid Agung Belopa Luwu Angkat Bicara: Tak Berani Asal-asalan
Kontraktor pelaksana rehab kubah Masjid Agung Belopa menanggapi sorotan dari sejumlah jamaah terkait dengan dugaan mark up pada proyek tersebut.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUNLUWU.COM, BELOPA - Kontraktor pelaksana rehab kubah Masjid Agung Belopa menanggapi sorotan dari sejumlah jamaah terkait dengan dugaan mark up pada proyek tersebut.
Menurut dia, Rancangan Anggaran Belanja (RAB) yang dilihat oleh jamaah merupakan RAB lama.
"Kami tidak akan berani bekerja asal-asalan, apalagi melanggar hukum," kata kontraktor pelaksana rehab Masjid Agung Belopa, Sumar, Selasa (17/5/2022).
Terkait dengan harga triplek lantai kerja yang mencapai Rp 35 juta untuk 50 lembar triplek, Sumar menyebut bahwa yang muncul di RAB bukanlah harga bahan, melainkan harga satuan LS atau lump sump.
"Kita pakai satuan lump sump, artinya volume sudah ditaksir sekian meter persegi. Untuk harga bahan pada item triplek kita beli dengan harga Rp 60 ribu per lembar, jumlahnya juga bukan 50 lembar, tapi 100 lembar," katanya.
Dia mengatakan, menghitung bobot pekerjaan tidak bisa ditaksir hanya melihat secara kasat mata.
Namun harus detail dan terinci biar tidak menimbulkan salah persepsi.
Pekerjaan rehab kubah Masjid Agung, lanjut dia juga membutuhkan tenaga khusus, berbeda dengan pekerjaan konstruksi lainnya.
Tukang yang dipekerjakan didatangkan dari Jawa dan punya keahlian khusus dalam pekerjaan kubah masjid.
"Tentu saja kami tidak mau mengambil resiko, apalagi pekerjaan ini punya resiko cukup tinggi, jadi benar-benar harus safety. Jamaah juga mempercayakan pekerjaan ini ke kami, jadi amanah ini harus kami jaga dan laksanakan dengan baik," ujarnya.
Bagian leher kubah yang disebut hanya dua lapis, lanjut Sumar juga tidak benar, justru lapisannya dibuat berlapis-lapis.
Soal scapfoolding atau tangga yang digunakan untuk memasang kubah, diakui Sumar memang tidak pernah ada.
Karena tukang memilih menggunakan katrol sehingga anggaran untuk scapfoolding dialihkan pada item lain.
Sementara, Satuan Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Luwu akan mendalami dugaan penyelewengan anggaran rehab Masjid Agung Belopa.
Hal ini ditegaskan Kasat Reskrim Polres Luwu, AKP Jon Paerunan.
Jon menegaskan, akan segera melakukan penyelidikan.
Langkah awal kata dia, pihaknya akan meminta RAB dari rehab kubah masjid tersebut.
Paling lambat, Selasa pekan depan sudah ada tim turun.
"Paling lambat Selasa depan kita turunkan tim, nanti kita lihat RAB-nya dulu," kata Jon Paerunan, Minggu (15/5/2022).
Diketahui, rehab kubah Masjid Agung Belopa disorot jamaahnya sendiri.
Dana hibah yang digelontorkan Pemprov Sulsel Rp 2 miliar diduga di mark up.
Sejumlah material bangunan yang digunakan harganya fantastis.
Misalnya untuk 50 lembar triplek ukuran 3ml dihargai Rp 35 juta.
"Kalau 50 lembar triplek 3ml dengan nilai Rp 35 juta, artinya perlembarnya seharga Rp 700 ribu," kata anggota DPRD Luwu Arifin Wajuanna sekaligus Ketua III Panitia Pembangunan Masjid Agung.
"Ini harga yang tidak masuk akal. Kami cek di toko bangunan, harga tertinggi untuk triplek 3ml hanya Rp 55 ribu," katanya.
Arifin juga mempersoalkan material pada leher kubah masjid yang hanya menggunakan besi pelat tipis, namun harganya mencapai Rp 322 juta.
"Dari beberapa temuan kasat mata kami itu, makin menguatkan dugaan kami adanya markup, dan berharap polisi atau jaksa bisa turun melakukan penyelidikan," tuturnya. (*)