Opini Tribun Timur
Mengintroduksi Digital Mindset
Di masa pandemi seperti saat ini telah banyak perusahaan, institusi dan lembaga terus menerus berupaya untuk berinovasi
N Tri Suswanto Saptadi
Dosen Informatika, Ekonomi dan Bisnis Universitas Atma Jaya Makassar (UAJM)
Di masa pandemi seperti saat ini telah banyak perusahaan, institusi dan lembaga terus menerus berupaya untuk berinovasi dan berkolaborasi dalam mengubah aktivitas, proses bisnis, dan interaksi yang mengarah pada digital transformation.
Upaya peningkatan daya saing dalam transformasi digital bukan semata hanya terletak pada ketersediaan dana, transfer teknologi, dan regulasi pemerintah.
Namun sebenarnya berasal dari dasar atau pola pikir SDM yang tersedia agar mampu mengarah pada digital mindset.
Realita dalam kehidupan sehari-hari adalah setiap orang dapat memiliki banyak kartu yang terdapat pada dompet saku atau tas yang dibawa.
Kartu dapat terdiri dari KTP, SIM, ATM, keanggotaan organisasi, mahasiswa, NPWP, dan masih banyak lagi.
Hal ini tentu berkorelasi pada perusahaan yang secara terus-menerus berlomba untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat dengan menciptakan berbagai kemudahan layanan melalui banyak kartu sehingga berdampak inefficient.
Dengan berpikir secara jernih maka sebenarnya seseorang yang telah memiliki perangkat smartphone dapat menggunakan berbagai layanan mobile apps untuk menggantikan peran sejumlah kartu tersebut.
Tahap penggantian layanan ini merupakan digital mindset seperti yang dilakukan oleh negara maju Jepang dengan pola efisiensi dalam pemanfaatan perangkat teknologi informasi hingga pengembangan face recognition.
Dalam kehidupan dunia pendidikan di Indonesia, seringkali seorang calon peserta yang akan melanjutkan studi, masih selalu di minta untuk melengkapi semua dokumen persyaratan secara hardcopy.
Padahal sebenarnya data tersebut sebagian telah dapat diakses secara digital melalui sistem terintegrasi yang telah dibangun oleh pemerintah dan swasta.
Dalam realita kehidupan yang ada, tentu data tersebut dapat diperoleh dan diakses dengan mudah melalui situs layanan kementerian pendidikan dan kebudayaan yang telah terintegrasi antara sekolah dan perguruan tinggi dengan lembaga lain yang terkait.
Adopsi Teknologi
Terinspirasi dari kehidupan David Velez yang sejak kecil telah dibekali dengan pola pikir (mindset) sebagai pengusaha. Di masa anak-anak sudah belajar membantu usaha pabrik kancing di Medellin negara Kolombia.
Menginjak remaja mulai belajar menabung untuk membeli hewan peliharaan dan penghasilannya mulai meningkat hingga bisa membantu membiayai kuliah di Standford USA.
Velez yang memiliki dasar berpikir atau mindset pebisnis kemudian berhasil menjadi pengusaha digital dengan mendirikan Nubank sebuah bank digital di Brasil yang berkembang pesat dan mampu bersaing.
Digital Mindset merupakan kumpulan dari struktur knowledge yang bersifat experience dengan cara berpikir dan bertindak yang identik dalam information retrieval.
Selain itu terdapat seperangkat mental knowledge structure yang terbentuk dalam eksistensi digital society dengan penguasaan yang komprehensif melalui keberadaan unsur awareness dan understanding.
Perkembangan digital mindset telah menjadikan rasionalisasi dalam berbagai aktivitas dengan memiliki dua komponen utama, yakni aspek kognitif dan action.
Untuk mendapatkan dukungan positif dalam merealisasikan maka diperlukan pula sifat confidence yang membuat seseorang memiliki ability dan desire to learn dengan beradaptasi pada teknologi baru.
Ciri utama dari individu yang memiliki digital mindset adalah fleksibilitas dan ability dalam mengadopsi teknologi secara cepat dan relevan dengan perkembangan zaman.
Membangun Kultur
Pemerintah telah mencanangkan, menetapkan dan menggaungkan program akselerasi dalam percepatan transformasi di era disrupsi sehingga mampu memasuki society 5.0 bagi seluruh lapisan aktivitas.
Di saat bonus demografi yang akan terjadi pada tahun 2030 maka masyarakat akan menuju pada suatu era Indonesia Emas 2045 yang memiliki dinamika dan peluang untuk berprestasi.
Melalui peningkatan digital mindset individu di masyarakat maka akan dapat mendukung program dengan tingkat relevansi dan urgensi yang tinggi.
Upaya dalam menumbuhkan digital mindset bagi masyarakat secara umum dilakukan dengan cara pengembangan suatu konsep yang terdiri dari self regulation, self motivation, dan self leadership.
Upaya ini memerlukan introduksi dalam membangun kultur digital mindset.
Transformasi digital dalam dunia kerja dimulai dengan membangun kultur yang mendukung terjadinya digitalisasi pada berbagai aktivitas bisnis yang dilakukan di dalamnya.
Dalam membangun kultur pun bukanlah hal yang mudah untuk dapat dilakukan.
Semua perusahaan dan institusi yang terlibat di dalam riset memiliki karakteristik yang melekat dalam organisasi dengan perubahan mindset yang relevan.
Kultur dapat dibangun dan dilestarikan melalui transformasi digital yang memegang peran penting dalam suatu proses di era disrupsi.
Berbagai komponen new technology di era Industry 4.0 telah diintroduksi secara proporsional, kontekstual, dan eksponensial untuk seluruh sektor industri dan ekonomi masyarakat.
Langkah awal dalam membangun digital mindset dengan cara menumbuhkan awareness untuk menggeser mindset konvensional dan juga kemauan untuk selalu belajar mengeksplorasi dunia digital yang terkait serta sarat akan dinamika disruption.
Teknologi yang ditawarkan diantaranya adalah big data analytics, cloud computing, artificial intelligence, machine learning, deep learning, augmented reality, virtual reality, simulation, dan robotic.
Karakter dan Transformasi
Dinamika dalam proses digitalisasi yang bertumbuh di masyarakat modern akan dapat berpengaruh terhadap digital mindset.
Sehingga menentukan perkembangan dunia bisnis dan aktivitas digital di berbagai ranah kehidupan masyarakat.
Aktivitas bisnis sangat bergantung pada new technology sehingga membuat perusahaan harus mampu merespon needs and wants dari masyarakat.
Dalam menerjemahkan kompetisi pasar global di masa pandemi diperlukan digital mindset agar dapat dimanfaatkan untuk memberikan pertumbuhan dan peluang yang lebih besar bagi pelaksanaan bisnis meskipun akan segera menjadi endemi.
Karakter yang perlu dibentuk meliputi abundance mindset, growth mindset, agile approach, comfort with ambiguity, explorer’s mind, collaborative approach, dan embracing diversity.
Kolaborasi dalam digital mindset akan sangat berpengaruh dan bermanfaat dengan background berbagai komunitas yang berbeda dan cermat dalam menganalisis kompetitor.
Meskipun infrastruktur dan teknologi semakin terus berkembang.
Namun apabila tidak dibarengi dengan ketersediaan dan kesiapan mental dalam menghadapi tantangan tersebut maka tidak akan mampu menghasilkan suatu invensi dan inovasi yang akan berkontribusi bagi pembangunan bangsa dan negara sesuai dengan cita-cita dalam Pembukaan UUD NRI 1945.
Transformasi digital memerlukan SDM untuk mengubah cara melakukan pendekatan pada masalah bisnis dan menemukan solusi efektif.
Teknologi bukanlah hal yang mendorong terjadinya transformasi digital namun terletak pada aktivitas SDM.
Tips yang dapat membantu dalam membangun kultur digital mindset meliputi pemahaman bahwa bisa karena terbiasa, terus mencari tahu dan tidak menghindar, serta memberikan motivasi yang tepat, cepat, akurat dan relevan.
Kemauan selalu untuk berkembang merupakan pendekatan dalam beradaptasi terhadap lingkungan yang memerlukan introduksi digital mindset.