Inspirasi Ramadhan 2022 Hamdan Juhannis
Indra Keberagamaan 28: Pukulan Telak Prof Irawan Yusuf
Sejak covid, baru pertama kali bertemu dengannya. Terakhir, waktu Dokter Terawan berkunjung ke kampus kami membawakan kuliah tamu
Belum tentu seorang suami menelepon balik secepatnya bila ada "missed call" istri.
Berapa suami yang menjadikan istri sebagai "wallpaper" di HPnya? Saya semakin terdiam.
Lalu prof Irawan Yusuf menyimpulkan bahwa analisis serius yang lebih jauh yang diharapkan dari coretan saya.
Saya menjawab, saya memahami tapi untuk menjadikan tulisan serius dibutuhkan pisau analisis yang lebih tajam dan tidak mudah mendapatkannya bila tidak serius berpikir, merenung, dan membaca.
Alasan lainnya, saya membutuhkan pembaca dari spektrum yang lebih luas, termasuk pembaca dari kawula muda yang suka simplisitas.
Prof Irawan Yusuf merespon dengan mengatakan bahwa dirinya memahami motif itu disatu sisi, tapi mengkhawatirkan terjadinya pendangkalan pengetahuan di sisi lain.
Ada kekhawatiran menyuguhkan gagasan yang membutuhkan pendalaman tapi dilepas begitu saja di masyarakat atau diulas dengan nuansa humor tetapi kehilangan substansi.
Saya langsung bilang, saya perlu datang secara khusus lagi untuk menyimak lebih jauh, karena Prof Irawan Yusuf sebagai anggota Wali Amanat yang terlibat dalam pelantikan Rektor, sambil mengajaknya jalan ke tempat acara.
Saya hanya undangan, setitik kecil dalam acara tersebut. Seperti setitiknya saya di depan hamparan idealisme hidup seorang Prof Irawan Yusuf.(*)