Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Inspirasi Ramadhan 2022 Hamdan Juhannis

Indra Keberagamaan 27: Takdir Okkots

Sebagai pembanding, silakan mendengar orang Vietnam atau orang Jepang berbahasa Inggris, Anda akan memahami argumen saya.

Editor: AS Kambie
dok.tribun
Prof Hamdan Juhannis, Rektor UIN Alauddin 

Indra Keberagamaan (27)
Oleh: Hamdan Juhannis
Rektor UIN Alauddin Makassar

TRIBUN-TIMUR.COM - Ada masukan dengan celoteh kemarin, kritik ringan tetapi sangat mengena.

Masalah cara menulis sebuah kata yang salah karena kelebihan huruf, kata "melantunkan" saya tulis "melantungkan",  kelebihan huruf: G.

Kritikan itu dibalut dengan canda. 

Seorang teman dekat, mengomentari, "Ada kelebihannya ini tulisan, kelebihan huruf G." Ada yang meledek singkat: "ManGtap".

Yang lain merespon dengan filosofis, "Itulah khasanah kehidupan, ada yang kekurangan dan ada yang kelebihan, demikian pula dengan tulisan."

Bahkan seorang sahabat Professor dari Semarang, mencandai kelebihan huruf ini dengan menuliskan, "Saya yakin sepenuhnya bahwa Pak HJ pasti berasal dari Sulwesi Selatan."

Sejujurnya, begitu banyak kata yang saya tidak tahu persis menuliskannya, bukan hanya "lantun".

Begitu banyak kata lain yang berakhiran "n", "a",  "g" ,"t", dan "k",  yang selalu menimbulkan keraguan, apakah berakhiran "n" atau "ng".

Yang berakhiran "a" apakah ada "h" atau tidak. Apakah kata tertentu berakhiran "k" atau "t". Orang Makassar sering menyebut mereka yang mengalami masalah seperti ini dengan istilah " okkots ".

Begitu mudah saya menjustifikasi kekurangan yang saya lakukan ini.

Pertama, saya baru belajar bahasa Indonesia nanti saat kelas 3 di SD. Saya baru bisa berbincang dengan Bahasa Indonesia saat masuk di sekolah lanjutan pertama.

Kedua, masalah " okkots " yang saya alami tidak terlepas dari cara bertuturnya suku saya, Bugis, yang aksaranya tidak mengenal huruf mati.

Efeknya, kami belajar keras untuk mengucapkan huruf mati di akhir sebuah kata dengan tepat.

Sebagai pembanding, silakan mendengar orang Vietnam atau orang Jepang berbahasa Inggris, Anda akan memahami argumen saya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved