Inspirasi Ramadhan 2022 Hamdan Juhannis
Indra Keberagamaan 24: Ketika Sopir Angkot Duluan Masuk Sorga dari Penceramah
Makassar gudangnya para penceramah. Kegiatan ceramah sangat hidup yang menjadi ritual keagamaan terpenting masyarakat.
TRIBUN-TIMUR.COM - Menggugah sekali! Rupanya celoteh saya banyak dicerna oleh para Internis ( dokter ahli penyakit dalam ) di Makassar.
Dampaknya, saya dipanggil ceramah pada kegiatan tarawih bersama yang dilakukan oleh Bagian Penyakit Dalam Unhas.
Sudah lama memang berteman dengan banyak dokter ahli penyakit dalam.
Saat ceramah, saya cerita ke mereka bahwa saya senang menerima undangan ceramah, tentu menyesuaikan dengan beberapa kesibukan rutin.
Mengapa senang ceramah? Pertama, wadah silaturrahim terbaik, yang banyak terenggut karena covid.
Senang bisa berjumpa kembali "face to face" dengan para sahabat lama.
Kedua, selalu ingin menjawab rasa penasaran, apakah ceramah saya bisa menghentikan jamaah untuk melihat HP-nya.
Saya bahkan senang menunggu undangan ceramah subuh. Motivasi saya apakah ceramah saya bisa membangunkan orang tidur atau menyegarkan orang ngantuk.
Saya cerita di kalangan Internis. Bahwa konon ada orang ke dokter. Keluhannya susah tidur.
Saat bertanya ke para dokter, apa istilah penyakit itu? Serempak menjawab: insomnia.
Dalam hati saya, sudah nyambung dengan para dokter ini. Lanjut cerita, Lalu dokternya bilang, "Tidak perlu obat, rajin-rajin saja datang dengar ceramah, kamu pasti bisa tertidur."
Para dokter semua tertawa, mungkin karena yang saya singgung terkait dengan profesi mereka.
Saya lanjut lagi dengan ilustrasi pada ceramah saya.
Konon di hari kemudian nanti, ada dua orang yang mau masuk surga. Satunya penceramah, satunya sopir angkot.