Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Inilah Dampak Dirasakan Indonesia Setelah Sri Mulyani Ngotot Hadirkan Rusia di KTT G20, Barat Marah

Sri Mulyani ngotot hadirkan Rusia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali. Padahal negara-negara Barat kompak tolak kehadiran Rusia

Editor: Ansar
TribunBatam
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati- Indonesia akan merasakan dampak setelah Sri Mulyani ngotot hadirkan Rusia di KTT G20, Barat marah 

"Rusia tidak memiliki tempat di meja negara-negara yang telah berkumpul untuk menjaga kemakmuran ekonomi global," kata Freeland.

Dia menambahkan bahwa Rusia telah melanggar aturan internasional lama dengan invasi ke Ukraina selatan.

"Kamu tidak bisa menjadi pemburu dan penjaga hutan pada saat yang bersamaan," tambahnya.

Ketegangan telah mempertanyakan efektivitas G20, yang mencakup negara-negara Barat yang menuduh Moskwa melakukan kejahatan perang di Ukraina.

Sejauh ini, China, India, Indonesia, dan Afrika Selatan, belum bergabung dengan sanksi yang dipimpin Barat terhadap Rusia atas konflik tersebut.

Negara tuan rumah G20 tahun ini, Indonesia, masih optimis bahwa kemajuan dapat dicapai dalam sejumlah masalah meskipun ada ketegangan.

Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara.

"Bahkan dengan walk out, kita semua sepakat atas substansi pekerjaan yang perlu dilakukan," ujarnya.

Sri Mulyani mengaku lebih fokus pada pekerjaan teknis "akar rumput" yang mendasari masalah, seperti memperkuat kerangka utang bersama G20 untuk negara-negara miskin.

Hal seperti menciptakan mekanisme pembiayaan baru untuk kebutuhan pandemi di masa depan, juga jadi fokusnya daripada mengeluarkan komunike pada tahap saat ini.

Dengan pertemuan keuangan G20 lainnya yang dijadwalkan pada bulan Juli dan Oktober dan pertemuan puncak para pemimpin pada bulan November, Sri Mulyani mengatakan ada cukup waktu untuk melanjutkan kemajuan.

"Jika tidak ada forum sama sekali, maka dunia akan berada di tempat yang jauh lebih buruk, masing-masing negara menetapkan kebijakan tanpa memperhatikan yang lain," tambahnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved