Inspirasi Ramadhan 2022 Hamdan Juhannis
Indra Keberagamaan 21: Celengan Ajaib, Anda Bisa Mengambil Isi Kotak Amal Ini
Beliau orang kaya atau lebih tepatnya sangat kaya. Tapi beliau tidak bercerita tentang kekayaannya, namun mengkontekstualisasi cerita kekayaan
Sampailah celengan itu di depan saya, dan anak muda yang membawa celengan itu membisiki saya bahwa saya bisa mengambil uang kertas yang ada di dalamnya tiga kali berturut-turut, dan setiap mengambilnya hanya boleh mengambil satu uang kertas.
Saya tidak mengecek jumlah uang yang ada di dalamnya, tapi menurut jamaah, biasanya uang yang ada di dalamnya terdiri atas uang 100 dan 50 ribu.
Kasus di depan mata saya ini membalikkan kesadaran kolektif atau kita istilahkan fakta sosial tentang celengan.
Celengan masjid identik dengan pengisian, kalau yang ini justeru proses pengosongan.
Celengan identik dengan lubang kecil, yang ini cocok masuk satu lengan untuk menjelajah mengambil uang jenis apa saja di dalamnya, tergantung keberuntungan.
Saya bertanya kepada beliau sebagai pemilik tempat itu, dari mana inspirasi "gila" ini?
Jawaban beliau lebih mengagetkan: "Dari keinginan untuk menunjukkan bahwa kebermanfaatan itu bisa ditebar dari sisi yang tidak pernah terbayang sekalipun."
Saya bertanya, tujuan yang lain? Respon beliau: "Merubah fungsi celengan sebagai penadah sumbangan-sumbangan kecil menjadi penyuplai keberlangsungan hidup umat. Juga, semakin banyak celengan yang berubah fungsi, pertanda semakin sehat pengelolaan lembaga umat."
Saya menggeleng keras ala orang India, tanda mulai mengerti alur logikanya.
Di mana sebenarnya tempat kejadian yang saya cerita ini? Dengan segala maaf, saya tidak bisa beberkan.
Bukan hanya tidak punya izin, tapi yang saya temani shalat jumat, bahkan berencana untuk membawa anak-anaknya ke sana Sholat Jumat depan.
Lagi pula, saya tidak ingin menjadi penyebab terjadinya kepadatan dan kesesakan shalat berjamaah di sana. Saya juga tidak ingin menjadi pemicu orang datang sholat jumat ke sana bukan karena ikhlas tapi untuk memasukkan tangannya pada celengan ajaib itu.
Satu lagi, segera setelah saya mengambil isi celengannya, seketika itu menengok ke belakang. Syukurlah, staf dan sopir saya ada di antara barisan jamaah.(*)