Ramadan 2022
Mengenal Ponpes Ittihadul Usrati Wal Jamaah Pinrang, Santrinya Belajar Kitab Kuning dan Barazanji
Pesantren Ittihadul Usrati Wal Jamaah DDI Lerang-lerang berdiri tahun 1993. Berlokasi di Jalan Sungai Saddang, Kecamatan Paleteang, Kabupaten Pinrang
Penulis: Nining Angraeni | Editor: Sudirman
TRIBUNPINRANG.COM, PALETEANG - Pesantren Ittihadul Usrati Wal Jamaah DDI Lerang-lerang berdiri tahun 1993.
Berlokasi di Jalan Sungai Saddang, Kecamatan Paleteang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Sebelum menjadi pesantren, bangunan itu dulunya adalah Rumah Sakit DDI.
Baca juga: Jejaring Masjid Modern Darussalam Pinrang Ajak Anak Yatim Belanja Bareng Kebutuhan Ramadhan
Baca juga: Cari Kader Baru, Pemuda Muhammadiyah Pinrang Bakal Gelar Baitul Arqam Dasar dan Sekolah Politik
Karena rumah sakit tersebut tidak berkembang, akhirnya KH Lukman Hakim mengubah gedung tersebut menjadi pesantren.
Kepemimpinan pertama pondok pesantren tersebut yakni dipimpin KH Lukman Hakim dari tahun 1993-2005.
Pondok pesantren ini pernah libur atau tidak beroperasi satu semester karena pergantian struktur kepengurusan.
Saat itu, KH Lukman pindah ke Pesantren Baramuli.
Barulah tahun 2006 sampai sekarang dilanjutkan dengan kepemimpinan KH Muhammad Yunus Samad bersama KH Muh Arsyad.
Sementara itu, pelaksana penuh dalam kegiatan pesantren diurus oleh Wakil Pimpinan Pondok Bidang Kepesantrenan, Sulaiman Parajai.
Untuk sistem belajarnya, Pondok Pesantren Ittihadul Usrati Wal Jamaah DDI Lerang-lerang menggunakan kurikulum Kementerian Agama.
Di samping itu ada kurikulum pesantren juga.
Wakil Pimpinan Pondok Bidang Kepesantrenan, Sulaiman Parajai mengatakan, dari mulai berdirinya pondok pesantren ini, santri dan santriwatinya belajar kitab kuning.
"Kitab kuning yang dipelajari itu ada Irsyadul Iban, Riyadus shalihin, Bulughul maram, Aqidah Islamiyah, Khya ulumiddin, Kifayatul atqiya, Kifayatul akhyar, Ta'limul muta'allim, fathul qorib dan Tafsir," katanya, Sabtu (15/4/2022).
Sepuluh kitab kuning ini dibaca di hari dan waktu berbeda.
"Khusus malam Rabu, santri dan santriwati membaca hadis pilihan karangan KH Ambo Dalle," ucapnya.
Ada berbagai kegiatan keagamaan yang dilakukan santri dan santriwati di pondok pesantren ini.
Salah satunya, para santri diajarkan doa-doa barzanji.
Diketahui, barzanji merupakan doa-doa yang berisi pujian dan riwayat Nabi Muhammad SAW.
Barzanji dilafalkan dengan irama atau nada dan dilantunkan di acara khitanan, pernikahan dan lainnya.
"Usai salat subuh, mereka dibina untuk doa-doa barzanji. Jadi ini merupakan program unggulan juga," ujarnya.
Selain itu, para santri juga dibina untuk menghafal Alquran.
Untuk pembina di pondok saat ini ada lima orang. Sementara untuk guru-guru sekolah ada puluhan.
Saat ini, ada 220 murid yang tercatat di pondok pesantren dari dua tingkatan. Yakni Madrasah Tsanawiyah (MTS) dan Madrasah Aliyah (MA).
Sulaiman mengatakan, MA di pondok pesantren tersebut hanya menyediakan satu jurusan.
Hal itu dikarenakan terbatasnya guru yang mengajar.
"MA di sini hanya satu jurusan yakni IPS. Karena kekurangan guru, jadi jurusan IPA belum dibuka," terangnya.
Lebih lanjut, Sulaiman menceritakan jika para santrinya selalu menjuarai lomba. Baik lomba keagamaan atau pun lomba kesenian dan olahraga.
"Untuk lomba, kami selalu berprestasi. Mulai dari seni, agama dan olahraga," tuturnya.
Pondok Pesantren Ittihadul Usrati Wal Jamaah DDI Lerang-lerang sangat terkenal dengan kepandaian para santrinya dalam membaca kitab kuning.
Para santri yang ikut lomba selalu mendapatkan juara. Baik tingkat kabupaten hingga provinsi.
"Pembacaan kitab kuning kita selalu juara di tingkat kabupaten dan nasional. Kita selalu dominasi juara kalau pembacaan kitab kuning," imbuhnya.
Sementara alumni-nya saat ini tercatat berkuliah di universitas ternama di Indonesia.
Ada juga yang melanjutkan belajar agamanya di Mesir.
Laporan jurnalis Tribunpinrang.com, Nining Angreani.
