Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kelompok Anarko

Mengenal Anarko, Kelompok yang Disebut Susupi Mahasiswa yang Berunjukrasa, Ikut Keroyok Ade Armando?

Keikutsertaan kelompok Anarko dalam aksi unjukrasa kali ini disampaikan oleh Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo.

Editor: Muh. Irham
TRIBUN-TIMUR.COM/SANOVRA
Sejumlah mahasiswi mengikuti aksi unjuk rasa di depan kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) Jl AP Pettarani, Makassar, Senin (11/4/2022). Aksi demo 11 April serentak dilakukan mahasiswa se-Indonesia menolak rencana penundaan Pemilu 2024 serta wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

Saat aksi unjukrasa tengah berlangsung, salah seorang pegiat media sosial yang juga dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando, menjadi korban pengeroyokan.

Ia digebuk beramai-ramai hingga babak balur. Ia bahkan nyaris ditelanjangi sebelum akhirnya diselamatkan oleh polisi yang bertugas.

Hingga kini, anggota Brimob bersenjata lengkap masih berupaya mengurai massa. Adapun aksi ricuh juga terjadi di berbagai wilayah selain Jakarta, di antaranya Kota Makassar, Sulawesi Selatan; Kota Padang, Sumatera Barat; hingga Kendari, Sulawesi Tenggara.

Siapa Kelompok Anarko Itu?

Akademisi lulusan Magister Filsafat UI, Agung Setiawan, mengungkap bahwa anarko adalah salah satu jenis perjuangan dari anarkisme. Sementara itu, anarko tak selalu terkait dengan kekerasan.

Kata anarko sendiri berakar dari bahasa Yunani, yaitu anarcho, yang bisa diartikan tanpa penguasa atau pemimpin.

“Anarkisme bisa dipahami sebagai sebuah sikap berpikir dan bertindak (isme) yang menolak (a-) gagasan tentang otoritas sentral (narko) tanpa batas yang cenderung menindas demi kepatuhan warganya,” kata Agung saat dihubungi, Jumat (9/10/2020) malam.

Dalam catatan sejarah, anarkis pertama yang tercatat sejarah dalam tradisi intelektual dan gerakan politik adalah Pierre Joseph-Proudhon pada pertengahan abad ke-19.

Istilah anarkis bukan berarti baru muncul pada era tersebut.

Menurut Agung, istilah ini sudah menjadi semangat zaman pada era sebelumnya, yaitu pada masa Revolusi Perancis.

“Selain itu,  geliat semangat yang sama bisa dilacak hingga para pemikir Inggris, Jerman, Rusia, bahkan para pemikir dari Timur, seperti Zhuang Zhou dan Laozi,” tambahnya.

Bahkan, mengkritik otoritas tanpa batas dari pemerintah yang tergolong anarkisme sudah dilakukan dan menjadi gaya hidup para pemikir Yunani.

Agung menyebutkan, kemunculan partisipan anarkis biasanya tidak muncul dari kalangan yang kurang berpengalaman secara intelektual.

Kelompok Anarko memiliki peran dan tanggung jawab kritiknya yang sangat besar guna mengevaluasi tatanan otoritas.

Otoritas yang dimaksud adalah otoritas yang mulai cenderung oligarki dengan adanya kelompok kepentingan dominan yang menjadi kelas penguasa.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved