Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Tribun Timur

Kelangkaan Minyak Goreng Penyebab Inflasi

Kelangkaan minyak goreng masih terus terjadi hampir diseluruh wilayah Indonesia baik di pasar tradisional, swalayan maupun warung klontong.

Editor: Sudirman
zoom-inlihat foto Kelangkaan Minyak Goreng Penyebab Inflasi
Andi Aris Mattunruang
Andi Aris Mattunruang SE MSc, Asisten Dosen STIE-PI YASPIM

Disparitas harga yang tinggi ini tentunya akan memicu konsumen yang awalnya membeli
minyak goreng dalam kemasan dan akan beralih ke minyak goreng bersubsidi.

Hal itu terjadi tentu saja akan ada perebutan minyak goreng di pasar. Karena minyak goreng subsidi yang awalnya diperuntukan kepada yang membutuhkan atau kurang mampu dan sekarang juga bisa
dikonsumsi secara umum oleh masyarakat.

Ketika ada perpindahan dari masyarakat yang semula mengkonsumsi minyak goreng kemasan ke
curah maka konsep subsidi jadi tidak tepat sasaran kepada masyarakat yang membutuhkan.

Oleh karena itu pemerintah perlu melakukan pengawasan terhadap distribusi minyak goreng, sehingga kemungkinan adanya pasar gelap (black market) tidak terjadi dan perpindahan konsumen tidak terjadi.

Dengan kebutuhan 390 juta liter untuk seluruh Indonesia tentunya tidak akan lagi ada
kelangkaan tapi faktanya justru berbeda dengan di lapangan.

Salah satu penyebabnya juga karena kebocoran untuk industri yang dijual dengan harga tidak sesuai patokan pemerintah.

Penimbunan yang terjadi karena alasan ekonomi atau apapun motifnya menjadi hal yang yang
tidak dapat dibenarkan dan harus menjadi perhatian pihak terkait, karena minyak goreng
merupakan barang yang sangat dibutuhkan masyarakat walaupun sifatnya dapat di subtitusi.

Beberapa hari menjelang puasa isu tentang kenaikan BBM jenis pertamax dan solar dan
sejumlah komoditas sembako menjadi perhatian masyarakat dan tentunya akan menambah beban
masyarakat akibat imbas kenaikan bahan-bahan pokok yang sangat dibutuhkan masyarakat.

Menurut data Bank Indonesia angka inflasi selama tahun 2022 ini saja mengalami kenaikan dari
bulan Februari sekitar 2,06 % meningkat menjadi 2,64 % pada bulan maret.

Walaupun masih dengan kategori masih terbilang rendah atau dibawah 3 % artinya dengan melihat persentase bahwa ada kenaikan yang signifikan pada harga-harga menjelang puasa.

Konsekuensi dari inflasi tentunya berakibat buruk pada individu, masyarakat dan para pelaku
ekonomi secara menyeluruh, oleh karena itu masalah tersebut perlu dihindari.

Salah satu akibat yang ditimbulkan dari meningkatnya angka inflasi adalah kecenderungan menurunkan taraf kemakmuran segolongan masyarakat.

Inflasi akan cenderung bertambah parah apabila tidak dikendalikan secara cepat, hal ini akan
memiliki efek domino pada investasi yang produktif, mengurangi ekspor dan menaikkan impor
serta akan memperlambat pertumbuhan ekonomi yang saat ini ditargetkan oleh pemerintah yaitu
sekitar 7 persen.

Kejadian ini selalu berulang setiap tahunnya, perlunya pemerintah memperbaiki manajemen dan
membuat rules (aturan) yang tegas dan jelas kepada para pelaku ekonomi sembari menentukan
skala prioritas dalam hal kebutuhan masyarakat.(*)

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved