Renungan Ramadan
Mari Syukuri Nikmat Ramadan
Bersyukur kepada Allah karena kita masih diberi kehidupan dan dapat memasuki bulan Ramadhan.
Bersyukur kepada Allah karena kita hidup di Indonesia dalam keadaan aman Kita masih dapat bepergian 24 jam.
Datang ke pusat keramaian seperti masjid yang penuh di bulan Ramadhan. Dapat beribadah bersama sama dengan aman dan nyaman.
Bandingkan dengan negeri yang dilanda konflik dan perang. Setiap saat nyawa terancam.
Tidak bisa bebas bepergian. Bahkan harus mencari tempat perlindungan.
Di Palestina ratusan warga meninggal dan ribuan yang cedera karena kebiadaban tentara Israel.
Di Suriah setiap hari ada yang meninggal karena konflik perang saudara. Demikian pula di Ukraina karena perang dengan Rusia.
Apa yang diharapkan oleh Allah dari seluruh nikmat yang telah Allah anugerahkan tersebut?
Pertama, kita diperintahkan untuk senantiasa ingat kepada-Nya. Allah berfirman :
"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku" (Q.S. Al Baqarah : 152)
Salah satu cara untuk mengingat Allah yaitu menjalankan shalat. "... dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku" (Q.S. Thaha : 14).
Mari perbaiki kualitas dan kuantitas shalat kita sebagai jalan ingat kepada Allah wujud syukur kepada-Nya.
Rasulullah yang telah dijamin masuk surga, diampuni seluruh dosanya masih tetap shalat tahajjud sampai kakinya bengkak.
Ditanya oleh istrinya Aisyah mengapa seperti itu shalatnya padahal sudah dijamin masuk surga.
Apa jawaban Rasulullah "apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur?"
Selanjutnya wujud syukur nikmat yaitu menjaga dan memanfaatkan nikmat tersebut sesuai tujuannya.