MUI Wajo
Soal Polemik Penolakan Firanda Andirja, MUI Wajo Angkat Bicara
Polemik penolakan kedatangan Ustaz Firanda Andirja terus berlanjut di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUNWAJO.COM, SENGKANG - Polemik penolakan kedatangan Ustaz Firanda Andirja terus berlanjut di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
Sejumlah organisasi masyarakat (ormas) Islam, menyatakan menolak kedatangan Firanda di Bumi Lamaddukelleng.
Menyikapi hal itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Wajo, Muhammad Yunus Pasanreseng Andi Padi angkat bicara.
Menurutnya, MUI sebagai khadimul ummah atau pelayan ummat, mesti memastikan bagaimana ummat hidup damai, sejuk, tentram baik sosial, budaya, ekonomi terlebih beragama dan bernegara.
"Dengan begitu kalau sudah menjadi keresahan, maka siapa pun wajib bersikap agar keresahan ummat harus terhindarkan termasuk pemerintah. Apalagi terkait dengan dakwah. Dakwah harus bil hikmah tidak boleh ada unsur yang menciderai rasa dan hati ummat," katanya, kepada Tribun Timur, Jumat (25/3/2022).
Rektor Institut Agama Islam (IAI) As'adiyah Sengkang itu menambahkan, MUI sebagai mitra pemerintah tentunya melihat persoalan tersebut secara netral.
Namun, di tengah massifnya penolakan kedatangan Firanda Andirja ke Kabupaten Wajo, tentunya MUI memberikan masukan kepada pemerintah.
"Pada gilirannya MUI dengan kondisi ini, tentu seyogyanya memberi masukan agar pemerintah tidak menciderai hati masyarakat hanya gegara keinginan untuk menyemarakkan HJW tetapi justru menjadi bumerang antipati. Kasian HJW melukai hati ummat," katanya.
Sebagaimana diketahui, Pemkab Wajo bakal mendatangkan penceramah yang kerap mengisi kajian Islam berbahasa Indonesia di Masjid Nabawi Madinah, Arab Saudi itu pada puncak perayaan Hari Jadi Wajo (HJW) ke 623 mendatang.
Firanda Andirja dijadwalkan mengisi tabligh akbar yang akan digelar pada 28 Maret 2022 mendatang di Masjid Agung Ummul Quraa Sengkang.
Sikap pemerintah Kabupaten Wajo
Menyikapi aksi penolakan ini, Bupati Wajo, Amran Mahmud mengundang sejumlah ormas dan tokoh agama untuk bertemu untuk membahas hal tersebut, pada Jumat (24/3/2022) malam.
"Rapat koordinasi rencananya akan dilaksanakan pada Jumat malam bertempat di Rumah Jabatan Bupati Wajo, Pesanggrahan. Kami sudah mengundang para pimpinan ormas keagamaan sesuai instruksi Bapak Bupati Wajo," kata Kabag Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Wajo, Ernawati Aras.
Ernawati menambahkan, salah satu tujuan dari rapat koordinasi ini untuk menghasilkan keputusan terbaik yang bisa diterima atau dipahami semua pihak, apalagi jelang Hari Jadi Wajo ke-623.
“Kita berharap peringatan HJW ke-623 ini bisa berlangsung dengan baik dan dapat dirasakan esensinya oleh semua masyarakat," katanya.
Penolakan sejumlah ormas dan lembaga Islam
Rencana itu ditolak sejumlah pihak. Salah satunya pondok pesantren tertua di Sulawesi Selatan, Ponpes As'adiyah.
Melalui keterangan tertulis Wakil Ketua Umum As'adiyah, Muhyiddin Tahir, pihaknya meminta Pemkab Wajo meninjau ulang rencana mendatangkan Firanda.
"Untuk menjaga dan memelihara kehidupan beragama di Kabupaten Wajo agar tetap kondusif tanpa ada ketegangan di kalangan umat Islam, kami meminta Bupati Wajo membatalkan mengundang Ustaz Firanda Andirja sebagai pengisi tablig akbar di acara HJW," katanya.
Muhyiddin Tahir beranggapan bahwa Firanda Andirja yang kerap tampil di berbagai media itu, acapkali mengeluarkan pernyataan dan sikap kontroversial dan kadang menimbulkan keresahan di kalangan umat Islam.
Senada dengan itu, Ketua Nahdatul Ulama (NU) Wajo, Andi Hasbi Gani juga menolak kedatangan Firanda.
Menurutnya, rekam jejak Firanda Andirja sebagai penceramah sangat bertolak belakang dengan tradisi dan cara pandang masyarakat Kabupaten Wajo yang dikenal sebagai Kota Santri.
"Sementara ini kita melakukan penguatan-penguatan moderasi beragama, satu di antaranya adalah Islam mengakomodir tradisi-tradisi dann budaya-budaya lokal sepanjang tradisi atau budaya itu tidak bertentangan dengan aqidah, sehingga yang kita butuhkan adalah penceramah yang memiliki pandangan moderat," katanya, kepada Tribun Timur, Kamis (24/3/2022).
Menurutnya, apabila Firanda Andirja datang ke Wajo dengan membawa materi ceramah yang kerap tidak menerima pendapat dari ormas lain itu akan memicu perselisihan.
"Kondisi Wajo sudah sangat harmoni demgan saling menerima perbedaan pandangan-pandangan. Itu yang kita khawatirkan, jangan sampai arah ceramahnya menyinggung masalah-masalah seperti itu," katanya.
Apalagi, sambung Andi Hasbi, Firanda kerap mengisi ceramah dengan muatan menolak mentah-mentah dan mempersalahkan amaliah yang sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Wajo.
Bahkan, Jumat (25/3/2022) siang ini, aksi unjuk rasa dari berbagai elemen ormas Islam di Kabupaten Wajo melakukan unjuk rasa menolak kedatangan Firanda Andirja di depan Kantor Bupati Wajo. (*)
Laporan jurnalis Tribun Timur, Hardiansyah Abdi Gunawan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/ustadz-firanda-andirja.jpg)