Lukisan Armin
Guyonan Mantan Legislator DPRD Sulsel Sebut Pameran Armin Mustamin Toputiri Bak Kebun Binatang
"Selamat datang di kebun binatang Armin Mustamin Toputiri," katanya mengawali pembicaraannya dalam bedah karya lukisan Armin Mustamin Toputiri.
Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Mantan legislator DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) Wawan Mattaliu menyindir pameran Armin Mustamin Toputiri seperti kebun binatang.
"Selamat datang di kebun binatang Armin Mustamin Toputiri," katanya mengawali pembicaraannya dalam bedah karya lukisan Armin Mustamin Toputiri.
Bedah karya tersebut berlangsung di Hotel Claro Makassar, Rabu (16/3/2022).
Wawan Mattaliu mengatakan itu karena sebagian besar lukisan Armin Mustamin Toputiri yang dipajang di Hotel Claro adalah binatang.
Seperti tikus, kucing, domba, semut, bebek, ayam, burung, anjing, serigala, domba, sapi, singa, gajah, kambing, kuda, ikan, kutu, kerbau, zebra, badak, macan, dan buaya.
Semua binatang tersebut ada dalam lukisan Armin Mustamin Toputiri.
Uniknya, kata Wawan Mattaliu, pameran "kebun binatang" itu dilaksanakan di Hotel Claro yang merupakan epicentrum kapitalisme Kota Makassar.
"Pameran ini memberi tafsir baru, kok tiba-tiba ada pameran di hotel tepat di bawah liquid, isinya binatang semua," katanya disambut tawa dan tepuk tangan peserta yang hadir.
Menurutnya, sangat jarang ada pameran dilaksanakan di hotel mewah seperti Claro. Tapi ini bisa dilaksanakan oleh Armin Mustamin Toputiri selama enam hari.
"Sekian lama saya di Makassar, pameran lukisan paling hanya dilaksanakan di gedung kesenian," katanya.
Bagi Wawan Mattaliu, hadirnya Armin Mustamin Toputiri menjadi titik awal seni rupa di Indonesia Timur.
Ia mengatakan pameran ini adalah titik awal bangkitnya seni rupa di Indonesia Timur. Karena Makassar, kata Wawan Mattaliu, sebagai representasi Indonesia Timur.
"Kita menemukan episentrum. Jika dirunutkan ke belakang, tradisi seni rupa kita di Kabupaten Maros adalah peristiwa yang linear dengan hari ini," katanya.
Ia berharap pameran seperti ini tidak hanya berhenti sampai pada pameran Armin Mustamin Toputiri, tetapi terus berlanjut dan juga dilakukan oleh seniman lainnya di Kota Makassar.
"Semoga saja ini tidak temporal tapi menjadi titik awal untuk kemudian mendorong seni rupa yang ada di Indonesia timur ini bangkit sesungguhnya," harapnya.