Minyak Goreng
Minyak Mahal dan Langka, Harga Gorengan di Maros Kini Rp 5 Ribu / Empat Biji
Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) di Maros, mengeluhkan kenaikan harga minyak goreng.
Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Sudirman
TRIBUNMAROS.COM, MAROS - Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) di Maros, mengeluhkan kenaikan harga minyak goreng.
Tak hanya mahal, pedagang di Maros juga mengeluhkan kelangkaan minyak goreng.
Penual gorengan di Maros, Irmawati mengatakan, biasanya dalam sehari ia menghabiskan 40 liter minyak goreng.
Baca juga: Pedagang di Maros Ketahuan Curang, Warga yang Ingin Minyak Goreng Harus Beli dengan Sabunnya Juga
Baca juga: Minyak Goreng Kemasan Langka dan Mahal, Warga Toraja Utara Mulai Beralih ke Curah
Ia pun mengaku sangat terbebani semenjak harga minyak mahal dan langka.
"Biasanya sehari menghabiskan 40 liter minyak goreng. Mau bagaimana lagi biar mahal harus tetap dibeli," ujarnya.
Iapun terpaksa menaikkan harga gorengan yang ia jual.
Sebelum minyak goreng naik, harga gorengan hanya Rp1000 / biji, kini naik menjadi Rp 5 ribu / 4 biji.
Hal senada juga dikeluhkan pedagang ayam goreng di kawasan kuliner PTB Maros, Makmur.
"Sangat berdampak sekali terutama dari penjualan, sementara harga makanan kami masih tetap sama," ujarnya.
Ini untuk menjaga agar para pelanggam tidak berpaling ke tempat lain untuk membeli.
Ia mengaku omsetnya pun mengalami penurunan hingga terancam gulung tikar.
"Omset berkurang sekali, kalau kemarin-kemarin kita bisa jual hingga 40 ekor, sekarang turun sampai 20 ekor. Saya pake minyak 6 sampai 8 liter per hari," ujarnya.
Bahkan arga minyak saat ini masih mencapai Rp 65 ribu per 2 liternya.
Padahal dahulu hanya 30 ribu per liternya.
Selain mengeluhkan kenaikan harga minyak, beban mereka juga bertambah seiring melonjaknya sejumlah komoditas dan bahan pokok.
Para pedagang berharap pemerintah bisa bergerak cepat menstabilkan harga.