Henry Susanto
Sosok Hendry Susanto, Bos Robot Trading Fahrenheit yang Lebih Sadis dari Indra Kenz & Doni Salmanan
Sosok Hendry Susanto tiba-tiba jadi perbincangan di tengah hangatnya kasus afiliator aplikasi trading Indra Kenz dan Doni Salmanan.
"Yang lgi viral dan sudah byk yg melapor namun tidak ada respon! 5 Triliun secara live. Siapakah pejabat tinggi di balik investasi bodong ini?" ungkap tulisan tersebut.
Lantas Ahmad Sahroni pun menanggapi hal tersebut dengan menuliskan caption dalam unggahannya tersebut.
Dalam akunnya @ahmadsahroni88 mengatakan "Adaaaa lagi lebih sadiss... entahbener entah engga. (apa bener sampe 5 T) wassalam ini kl sampe bener..,".
"Makanya saya Minta Polri untuk ta takut kejar pelaku Pemaen Trading llegal siapapun.. tegak Lurus pak @polisirepublikindonesia @divisihumaspolri @cyberpolri," pungkasnya dalam tulisan dengan menandai akun polri.
Ahmad Sahroni juga mengaku dirinya sudah mengusahakan penumpasan kasus ini dengan membawanya ke ranah pemerintahan.
Mengingat dirinya adalah sebagai anggota DPR RI dari komisi 3 yang membidangi hukum, HAM dan Keamanan.
Masih ada kaitannya dan bisa mengusahakan penumpasan kasus robot trading ini dengan mengerahkan aparat hukum.
Disebut-sebut Bawa Kabur Rp 5 Triliun
Fahrenheit sendiri merupakan perusahaan robot trading di Indonesia yang mengklaim bahwa mereka adalah perusahan robot trading pertama di Indonesia yang dimiliki Henry Susanto pengusaha di bidang investasi saham kripto.
Diketahui aktivitas mereka seketika hilang sejak 3 Februari 2022 yang berhenti publikasi di sosial media mereka.
Banyak korban yang melaporkan kerugian yang menimpa mereka, termasuk penyanyi Joshua March.
Dalam tayangan di YouTube KH Infotainment yang dikutip Tribunnews Jumat (11/3/2022), Joshua mengaku investasi ini memberikan benefit.
Namun, ada banyak member yang belum balik modal sehingga mereka mengalami sejumlah kerugian.
"Kita dapet dari hasil trading itu karena kita memang inves, tujuan kita inves kan karena untuk mendapatkan hasil kan."
"Cuma Fahrenheit ini baru beberapa bulan, jadi banyak dari kita yang belum balik modal, jadi itu kita rugi sekali," lanjutnya.