Minyak Goreng
Di Unhas, Airlangga Hartarto Ungkap Kelangkaan Minyak Goreng Dipicu karena Perang Rusia Vs Ukraina
Hal ini membuat masyarakat menjerit. Pasalnya, bulan ramadhan telah siap menyambut umat muslim.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kelangkaan minyak goreng telah terjadi selama satu bulan belakangan di berbagai Kabupaten/kota.
Tak hanya itu, beberapa harga sembako juga turut mengalami kenaikan harga.
Hal ini membuat masyarakat menjerit. Pasalnya, bulan ramadhan telah siap menyambut umat muslim.
Pada kegiatan Kuliah Umum Unhas, Menteri Perekonomian RI Airlangga Hartanto mendapat pertanyaan mengenai stabilitas harga dan ketersediaan minyak goreng.
Pertanyaan ini dilayangkan oleh Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unhas Imam Mobilingo.
"Pemerintah akan mengambil beberapa langkah. Utamanya saat ini, sedang menjaga supply dan demand berbagai komoditi. Supaya ketersediaan barang tetap terjaga," jawab Airlangga Hartanto pada Kuliah Umum di Baruga Baharuddin Lopa, Fakultas Hukum Unhas, Sabtu (12/3/2022).
Saat ditanya perihak penyebabnya, Ketua Umum Golkar ini menjawab kondisi terkini perekonomian internasional
Menurutnya, terdapat dua tantangan yang sedang dihadapi
Pertama ialah perihal pandemi covid-19 yang masih terus menghantui perekonomian.
Kemudian, situasi geopolitik yang sedang terguncang akibat invasi Rusia ke Ukraina.
"Ini adalah akibat naiknya demand. Pandemi menyebabkan disrupsi supply change. Harga batu bara saja awalnya 100 usd naik menjadi 400 usd, "ucap Airlangga Hartanto.
"Kemudian ada efek geopolitik perang antara Rusia dan Ukraina. Apalagi kedua negara itu merupakan penopang berbagai negara di beberapa sektor," lanjutnya.
Minyak sawit merupakan salah satu dari 3 minyak goreng nabati.
Dua diantaranya adalah Minyak Sunflower dan Rapeseed.
"Kedua minyak itu sedang alami disrupsi. Jadi yang available hanya minyak sawit. Ini yang harus dijaga agar tidak terjadi hal yang sama," ujar Airlangga Hartanto