Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Presiden Prancis Macron Sebut Tak Ada Solusi, Syarat Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Sulit Diterima

Macron mengatakan persyaratan yang ditetapkan Putin untuk gencatan senjata di Ukraina terlalu berat.

Editor: Ansar
kolase wikimedia commons/pixabay
Presiden Prancis Emmanuel Macron jadi penengah invasi Rusia ke Ukraina. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Rusia dan Ukraina hingga kini masih berperang lantaran permintaan Presiden Rusia Vladimir Putin tak dipenuhi.

Meski begitu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dikabarkan melunak ke Rusia.

Gencatan senjata Ukraina-Rusia ditanggapi Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Macron mengatakan persyaratan yang ditetapkan Putin untuk gencatan senjata di Ukraina terlalu berat.

Syarat Putin untuk gencatan senjata tidak dapat diterima oleh siapa pun.

“Saya tidak melihat solusi diplomatik dalam beberapa jam mendatang atau bahkan beberapa hari mendatang,” kata Macron kepada wartawan di Versailles menjelang pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa, seperti dilaporkan CNN, Jumat (11/3/2022).

Baca juga: Suasana Perang Rusia Vs Ukraina: Prajurit Rusia Gunakan Tank Menuju Ukraina

Baca juga: Isi Pidato Putin untuk Prajurit Rusia di Ukraina Viral Anda Bisa Bangga

KTT pemimpin Uni Eropa itu diproyeksikan akan berpusat pada invasi Rusia ke Ukraina; solusi untuk kenaikan harga energi, dan mengurangi ketergantungan Eropa pada gas dan minyak Rusia.

Macron mengatakan dia tidak melihat gencatan senjata di Ukraina sebagai "realistis" dalam beberapa jam mendatang.

"Saya pasti optimistis, tapi saya juga harus realistis," tambahnya.

Sebelumnya pada hari Kamis, Putin mengadakan percakapan telepon dengan Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz.

Menlu Ukraina Dmytro Kuleba gagal mencari kesepakatan gencatan senjata dan koridor kemanusiaan saat bertemu Menlu Rusia Sergey Lavrov, karena keputusan tentang itu diambil pihak lain di Rusia. Walau begitu, kedua pihak sepakat pertemuan bisa dilakukan dikemudian hari dalam format yang sama. (Sumber: Anadolu)
Menlu Ukraina Dmytro Kuleba gagal mencari kesepakatan gencatan senjata dan koridor kemanusiaan saat bertemu Menlu Rusia Sergey Lavrov, karena keputusan tentang itu diambil pihak lain di Rusia. Walau begitu, kedua pihak sepakat pertemuan bisa dilakukan dikemudian hari dalam format yang sama. (Sumber: Anadolu) (Anadolu)

Berbicara tentang permintaan Ukraina untuk masuk Uni Eropa secepatnya, Macron mengatakan kepada wartawan, “Dengan negara yang berperang? Saya rasa tidak. Haruskah kita menutup pintu dan berkata 'tidak pernah'? Itu tidak adil.”

Baca juga: Beraninya Timor Leste Kucurkan 1,5 Juta Dollar Bantu Ukraina Lawan Rusia, Dulu Dikenal Negara Miskin

Baca juga: Ada Apa? Rusia vs Ukraina Masih Panas, Presiden Perancis & Jerman Tiba-tiba Telepon Pemimpin China

Presiden Prancis mengatakan perang di Ukraina adalah tragedi kemanusiaan, politik dan kemanusiaan.

ia juga menambahkan peristiwa ini akan mengarah pada pendefinisian ulang arsitektur Eropa sepenuhnya.

“Ini adalah diskusi yang strategis dan bersejarah. Mereka akan mengarah pada, hari ini, dalam beberapa minggu dan bulan mendatang, keputusan bersejarah untuk Eropa kita,” kata Macron.

Pemimpin Prancis mengatakan dia terganggu berat melihat foto-foto serangan bom mematikan di sebuah rumah sakit bersalin di Mariupol Ukraina selatan pada hari Rabu.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved