Kisah Arifin di Selayar
Cerita Arifin, PNS Satu-satunya di KUA Pasilambena Pulau Terluar Sulsel
Kepala KUA Pasilambena, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulsel, Muhammad Arifin, menjadi salah satu narasumber dalam talkshow Membumikan Agama.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Sukmawati Ibrahim
Terkadang, biasa saat ombak tinggi, bahaya terlihat di depan mata mereka.
Bahkan Arifin pernah terjatuh dari jolor (sejenis sampan, sebutan warga Selayar) bersama buku nilah.
Saat itu, kata Arifin, dirinya baru kali pertama menaiki jolor tanpa penyeimbang di samping.
"Tidak ada penyeimbang tidak biasa saya dan disuruh naik di situ. Jadi saya tidak bisa kendalikan langsung terbalik itu sampan, akhirnya basah semua biar buku nikah juga basah," beber Arifin.
Belum lagi persoalan layanan, jika mereka menyeberang ke pulau maka mereka akan menginap di sana.
Suatu ketika saat mereka bersama rombongan kecamatan, tokoh agama dan penyuluh datang ke Pulau Madu.
Sesampainya di sana tiba tiba mereka mendapat laporan, bahwa ada seorang mertua dengan mertua (besan) ingin menikah.
Sementara anak mereka ini sedang hamil dan mau melahirkan.
Masyarakat yang menilai hal ini sebagai hal tabu langsung melempari rumah mereka.
Warga tidak setuju dengan hal itu. Namun kejadian ini tak terekspos keluar, itu dikarenakan tak ada layanan internet di pulau itu.
"Tadi yang masalah besan itu kami mengambil satu Ijtihad bahwa itu hukumnya haram sementara," jelas Arifin.
"Jadi dia tidak bisa menikah besan dengan besan. Akhirnya kan selesai di situ, aman, akhirnya tidak dilanjutkan," lanjutnya.
Mereka juga membuka pelayanan 24 jam. Itu dilakukan mengingat kondisi mereka dinsana yang terkadang banyak berasal dari pulau.
Itu dilakukan untuk mengefesienkan waktu yang diluangkan warga yang berasal dari pulau yang jauh-jauh datang melakukan pengurusan. (TribunSelayar.com)
Laporan Wartawan Tribun Timur, Firki Arisandi